“Maria memeluk dan mempersatukan kita.” Dengan doa dalam pesan video ini, Paus Fransiskus mengungkapkan peranserta spiritualnya dalam ziarah ke-40 ke Tempat Ziarah Bunda Maria dari Lujan di negara asalnya, Argentina.
Karena pandemi Covid-19, ziarah 23-26 September itu berlangsung virtual. “Kadang-kadang, dan tidak hanya kadang-kadang,” kata Paus, “jalannya menjadi sulit.” “Dan saat pandemi dan banyak ancaman terhadap kesehatan ini, saat begitu banyak ketakutan, dan saat begitu banyak kebutuhan,” kata Paus, “jalan semakin sulit.” Maka, kata Paus, “Kami perlu Bunda untuk memeluk kami – kata-kata yang juga beresonansi dalam moto ziarah, ‘Bunda, peluklah kami, kami ingin berjalan terus’.”
Paus mengingat beberapa kesaksian. “Seorang wanita mengatakan kepada saya bahwa salah satu tugas ibu adalah mempersatukan anak-anaknya.” “Wanita lain, yang saya tanyakan anak mana jadi favoritnya, menjawab, ‘Saya punya lima jari di tangan: jika salah satu menyakiti saya, jari itu melukai saya seperti juga jari-jari lain. Mereka semua berbeda, tetapi semua sama’.” Inilah, kata Paus, “cara Bunda Maria memandang kita.” “Kita semua berbeda, tetapi dia Ibu dan dia memeluk kita semua.”
Ziarah Bunda Maria dari Luján berakhir 27 September dengan Misa yang dipimpin Uskup Neuquén Mgr Fernando Croxatto. Facebook menyiarkan langsung ziarah itu di situs web keuskupan.
Patung di kota Lujan, 68 kilometer barat laut Buenos Aires itu, berawal 1630. Tanggal 8 September 1930, Paus Pius XI resmi menyatakan Bunda Maria dari Lujan sebagai Pelindung Argentina, Paraguay dan Uruguay. Santo Paus Yohanes Paulus II menjadi Paus pertama yang mengunjungi tempat ziarah itu tahun 1982. Dalam Misa outdoor di lapangan basilika itu, 11 Juni, orang kudus itu menganugerahkan Mawar Emas kepada Bunda Maria dari Lujan. (PEN@ Katolik/pcp berdasarkan Robin Gomes/Vatican News)