Rumah Sakit Santo Vincentius (RSSV) Singkawang, Kalimantan Barat, adalah rumah sakit milik Keuskupan Agung Pontianak yang didirikan 6 September 1910 dan sejak 24 Februari 1993 dikelola oleh para suster dari Kongregasi Suster Fransiskus dari Perkandungan Tak Bernoda Bunda Suci Allah (SFIC) lewat Yayasan Karya Kesehatan Santo Vincentius.
Tanggal 5 September 2020, RSSV melaksanakan Pelantikan Direksi RSSV serta Misa Syukur HUT-110 RSSV yang dipimpin Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus dan pesta perayaan. Direksi yang dilantik adalah Dokter Nurtanti Indriyani (direktur), Dokter Hendry Halim, Dokter Melda, Ignatius Nandang, Suster Fransiska Nurhayati SFIC dan Suster Ancilla Pangan SFIC.
Pelantikan itu dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Lagu Mars Rumah Sakit Santo Vincentius. Sesudah mendengarkan berbagai sambutan, mereka menyanyikan Bagimu Negeri. Berita acara pelantikan untuk masa bakti 2020-2023 itu ditandatangani oleh ketua Yayasan Karya Kesehatan Santo Vincentius Suster Sabina Linin SFIC.
Dalam homili Misa Syukur, dengan peserta terbatas dan mematuhi protokol kesehatan saat ini, Mgr Agus mengajak para pengurus dan dokter rumah sakit itu untuk tidak melupakan para inisiator, para pendiri dan terutama mereka yang sudah mendahului menghadap Bapa di surga, dan untuk “berkarya melanjutkan karya mulia itu dalam kebersamaan.”
Kadang-kadang dalam hidup, kata Mgr Agus, kita memakai hukum bukan untuk kepentingan orang banyak, “bukan untuk keadilan orang tapi untuk rezeki kita sendiri, kantong sendiri, kelompok sendiri dan sebagainya.”
Menyinggung moto pelayanan RSSV, “Dengan kasih, aku melayani“ Mgr Agus ingatkan para direksi bahwa “kasih bisa ditunjukkan dengan gestur dan kasih bisa dilakukan dengan tutur kata dan cara berbicara dengan orang. Orang-orang dalam organisasi RRSV harus memiliki sikap kebersamaan. Ibarat kata ‘berat sama dipikul, ringan sama dijinjing’ yang sangat diperlukan saat ini.”
Meski menganggap rumah sakit itu sudah dewasa, Mgr Agus mengatakan tidak pernah mau lepas tangan dari situasi rumah sakit itu, karena memang milik Keuskupan. Oleh karena itu, Mgr Agus berharap adanya keterbukaan antara rumah sakit dengan keuskupan.
Mgr Agus juga berpesan agar pelayanan RSSV tidak melulu bicara tentang uang. “Kasih itu juga bisa ditunjukkan dengan senyuman untuk orang, memberi salam, memberi hormat dan sikap empati kepada orang lain,” kata uskup.
Di mana ada kasih, tegas Mgr Agus, di situ ada Tuhan, dan “kalau di situ ada Tuhan maka tidak ada yang tidak bisa kita selesaikan, kalau Anda mengandalkan kasih maka Tuhan hadir di situ dan Tuhan akan memberikan solusi.”(PEN@ Katolik/samuel)