“Orang-orang yang menyiksa dan membunuh perempuan yang dituduh melakukan sihir jelas-jelas bersalah atas kejahatan yang mereka laporkan,” kata Uskup Mendi, Papua New Guinea (PNG), Mgr Donald Lippert, terkait dengan episode baru-baru ini tentang kekerasan terhadap perempuan-perempuan yang dituduh melakukan sanguma atau sihir. Catatan yang dikirimkan ke Agenzia Fides menunjukkan bahwa kewaspadaan terhadap kekerasan dalam rumah tangga dan segala bentuk kekerasan terus meningkat di negara itu. Menurut apa yang diungkapkan oleh Suster Lorena Jenal, seorang misionaris di Keuskupan Mendi, tiga perempuan disiksa dan dibakar pada hari Minggu Paskah setelah dituduh menewaskan seorang pria lanjut usia yang bertahun-tahun menderita asma dan gagal ginjal. Baru-baru ini, enam wanita lain di provinsi itu dituduh melakukan sihir. Seorang perempuan muda terbunuh bulan lalu. Pembunuhan itu menambah episode penyiksaan dan pelecehan yang mengakibatkan kematian. Dengan kampanye melawan tuduhan melakukan sihir di PNG lewat media sosial, Mgr Lippert mengecam fenomena serius yang terus terjadi itu dan mendesak Gereja, bersama dengan semua orang yang berkehendak baik, untuk menghadapinya dan menghapusnya dari masyarakat secara definitif. Mgr Lippert mengakhiri pidatonya dengan mengajak semua orang untuk merayakan hari internasional pertama menentang kekerasan tuduhan sihir yang diadakan 10 Agustus 2020. “Mari kita semua bersama-sama merayakannya, berdoa bersama dan bertindak menghentikan kekerasan tuduhan sihir di PNG.”(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan AP/Agenzia Fides)
kekejaman dan kekejian terhadap agama sering kali terjadi .kejahatan terhadap kejahatan apakah moral bangsa atau manusia sudah tidak ada kasih dalam diri mereka.menbuat hati miris , takut , ibarat manusia sudah tidak ada akal sehat .Namun aku percaya dengan kekuatan Yesus akan meluluhlantakkan kejahatan dan kekejian yang mengatasnamakan agama. Tuhan berikan dan mampukan kami selalu menjalankan perintah dan sabdaMu. dan menjalankan nilai kasih dalam hidup ini .Amin