Paus Fransiskus merilis pesan video berisi intensi doanya untuk bulan Agustus. Paus mengajak berdoa bagi orang-orang yang “bekerja dan hidup dari laut, di antaranya para pelaut, nelayan, dan keluarga mereka.” Pesan video itu dirilis 4 Agustus 2020.
Jaringan Doa Sedunia Paus, yang sebelumnya dikenal sebagai Kerasulan Doa, mengatur dan menyebarkan “Video Paus” itu. Jaringan ini adalah inisiatif kepausan dengan misi untuk berdoa dan menghadapi tantangan-tantangan yang dihadapi umat manusia dan misi Gereja yang menjadi kepedulian Bapa Suci, yang diungkapkan dalam intensi-intensi bulanannya.
“Kehidupan pelaut atau nelayan dan keluarga mereka sangat sulit,” kata Paus dalam pesan video dengan bahasa aslinya Spanyol itu. “Kadang-kadang mereka menjadi korban kerja paksa atau ditinggalkan di pelabuhan yang jauh.”
“Persaingan industri perikanan dan masalah polusi membuat pekerjaan mereka semakin rumit.” Namun, Paus mengakui, “tanpa orang-orang di laut, banyak bagian dunia akan kelaparan.” Maka, Paus mendesak kita “berdoa untuk semua orang yang bekerja dan hidup dari laut, di antaranya para pelaut, nelayan, dan keluarga mereka.”
Untuk ketiga kalinya dalam waktu kurang dari dua bulan Bapa Suci membahas masalah pekerja maritim. Tanggal 12 Juni, Paus mengirim pesan video ke Kerasulan Laut Gereja Katolik. Dalam video itu Paus berterima kasih kepada para pekerja maritim dan nelayan atas kontribusi penting mereka untuk memberi makan orang-orang di dunia. Mengingat kesulitan yang mereka hadapi, terutama selama pandemi Covid-19, Paus mendorong pekerjaan para pelaut dan memastikan mereka tidak sendirian atau dilupakan.
Pada Hari Minggu Laut, 12 Juli, Paus juga menyapa “semua yang bekerja di laut, terutama orang-orang yang jauh dari orang yang mereka cintai dan negara mereka.” Beberapa lembaga Gereja Kristen dan kelompok sekuler merayakan Minggu Laut setiap tahun. Mereka mengingat dan berdoa untuk pelaut dan keluarga mereka, dan memberi perhatian pada pekerjaan dan kontribusi mereka yang sangat diperlukan.
Salah satu sponsor Hari Minggu Laut yang dirayakan hari Minggu kedua Juli, adalah Kerasulan Laut, yang memberikan keramahan dan pelayanan pastoral untuk pelaut, nelayan dan keluarga mereka tanpa memandang kebangsaan, kepercayaan, ras, atau budaya mereka.
Kerasulan Laut telah mendirikan banyak pusat pelaut dan hostel di seluruh dunia, terutama di daerah pelabuhan, yang disebut Pusat Stella Maris, untuk menghormati pelindungnya, Stella Maris, bahasa Latin untuk Bintang Laut, salah satu dari banyak gelar yang menghormati Perawan Maria. Banyak pelaut mengenal Kerasulan Laut sebagai Stella Maris.
Kerasulan Laut menggunakan bangunan-bangunan sementara, karavan, bahkan peti kemas di dermaga untuk memberikan informasi 20 jam dan akses telepon atau internet. Fasilitas-fasilitas ini memungkinkan para pelaut berkomunikasi dengan keluarga mereka, meskipun waktu mereka sangat terbatas di pelabuhan. Di banyak pelabuhan di seluruh dunia, Pusat Stella Maris bekerja sama dengan pusat-pusat pelaut dalam yang bermitra dengan Gereja-Gereja Kristen lainnya.
Kerasulan laut yang sudah sedang melayani pelaut sejak 1920 mengatakan, itulah jaringan kunjungan kapal terbesar di dunia. Kerasulan itu memberikan nasihat dan dukungan bagi orang-orang laut di 334 pelabuhan dengan 227 kapelan pelabuhan di 59 negara.
Setelah mendengar Paus Fransiskus mendedikasikan intensi doa bulan Agustus untuk para pelaut, Kerasulan Laut mengungkapkan terima kasihnya kepada Bapa Suci. “Terima kasih, Papa, karena mengingat para pelaut, nelayan, dan semua orang yang mencari nafkah dari laut,” tulisnya dalam sebuah posting di Facebook.
Bersamaan dengan “Video Paus” tentang intensi doa bulan Agustus, Jaringan Doa Sedunia dari Paus itu juga mengeluarkan infografis tentang pelaut, dan mencatat bahwa lautan adalah salah satu tempat kerja paling berbahaya di planet ini.
Antara 2011 dan 2020, 745 pelaut meninggal dan 8.611 lainnya terluka. Di beberapa daerah, kapal menjadi sasaran bajak laut. Bahaya yang dihadapi pekerja maritim antara lain terbengkalai di pelabuhan yang jauh, kerja paksa, kematian, cedera, dan polusi laut.
Sekitar 3 miliar orang di dunia menggantungkan mata pencarian pada keanekaragaman hayati pesisir dan laut. Sekitar 200 juta orang dipekerjakan secara langsung atau tidak langsung oleh industri perikanan. Nilai pasar keanekaragaman hayati pesisir dan laut menyumbang sekitar 5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dunia.(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan Robin Gomes/Vatican News)