Kongregasi Klerus Vatikan menerbitkan instruksi tentang pembaruan paroki dan restrukturisasi keuskupan agar “misi evangelisasi yang tunggal” berfungsi lebih baik. Menurut Wakil Sekretaris Kongregasi Klerus Mgr Andrea Ripa, dokumen setebal 24 halaman itu disebut “Pertobatan pastoral umat paroki untuk melayani misi penginjilan Gereja” dan berupaya “memupuk tanggung jawab lebih besar dan kerja sama di antara semua umat yang dibaptis.”
Mgr Ripa juga menggambarkan dokumen itu sebagai “instrumen yang bisa digunakan untuk mendukung dan menemani berbagai proyek pembaruan paroki dan restrukturisasi keuskupan.” Saat dokumen itu diperkenalkan, 20 Juli 2020, Mgr Ripa mengatakan, “Bisa dikatakan bahwa inti Instruksi ini adalah untuk mengingat bahwa di dalam Gereja ‘ada tempat untuk semua umat dan semua umat bisa menemukan tempat mereka,’ terkait dengan panggilan masing-masing.”
Instruksi itu tidak memperkenalkan sesuatu yang baru pada hukum Gereja, tetapi menetapkan ketentuan-ketentuan hukum dan pedoman yang ada guna melindungi “umat dari kemungkinan ekstrem tertentu, seperti klerikalisasi awam dan sekularisasi klerus, atau menganggap diakon permanen sebagai ‘setengah imam’ atau ‘orang awam yang super’, tulis wakil sekretaris itu.
Instruksi yang ditandatangani Paus Fransiskus 29 Juni, Hari Raya Santo Petrus dan Santo Paulus, itu meningkatkan kerja sama lebih besar di antara berbagai umat paroki, menekankan perlunya paroki menjadi inklusif, menginjili, dan memperhatikan orang miskin.
“Kegiatan pastoral harus melampaui batas teritorial paroki semata, agar persekutuan eklesial lebih transparan dengan sinergi antara para pelayan dan beragam karisma, dan membentuk dirinya sebagai ‘pelayanan pastoral untuk semua’, untuk melayani keuskupan dan misinya,” tegas dokumen itu.
Untuk mencapai tujuan ini, dokumen itu merekomendasikan pendirian “wilayah pastoral atau unit-unit” yang dipercayakan kepada pengawasan seorang vikaris uskup yang ditunjuk oleh uskup.
“Inti dari proses pembaruan bukan menjalani perubahan secara pasif dengan mendukung dan mengikutinya. Sekarang perlu membedakan struktur-struktur baru yang mendorong semua orang, umat Kristen, untuk memenuhi panggilannya untuk menginjili, dengan maksud membuat perhatian pastoral bagi umat Allah lebih efektif, ‘faktor kunci’ di antaranya adalah kedekatan,” tegasnya.
Prefek Kongregasi Klerus Kardinal Beniamino Stella menggarisbawahi, perubahan sosial, termasuk peningkatan mobilitas dan “kelangkaan imam” di Barat, menunjukkan perlunya melihat “melampaui gagasan paroki tradisional.” Kini, “orang bergerak dan memasuki gereja di mana pun mereka berada,” jelas Kardinal Stella dalam wawancara dengan Vatican News setelah instruksi baru itu dirilis.
“Oleh karena itu, banyak proyek perubahan paroki dan restrukturisasi keuskupan sudah berlangsung,” kata kardinal itu, seraya menambahkan, dokumen itu berupaya memandu perubahan ini dalam norma-norma gerejawi Gereja, bukan perubahan “yang hanya ditentukan oleh selera pribadi.”
Dokumen itu dibangun berdasarkan instruksi 2002 dari Kongregasi Klerus, “Imam, Pelayan atau Gembala, dan Pemimpin Umat Paroki,” dan instruksi antarbiara Vatikan, “Ecclesia de Mysterio,” tentang kerjasama kaum awam dalam pelayanan para imam.
Ini mencakup instruksi-instruksi tentang penggabungan paroki, cara-cara menetapkan pelayanan pastoral di dalam paroki, dewan pastoral, sakramen-sakramen, dan pembaruan atau “pertobatan” paroki dan struktur-struktur keuskupan.
“Lembaga paroki yang bersejarah (harus) tidak terus menjadi tahanan imobilitas atau pengulangan pastoral yang mencemaskan, melainkan, melakukan ‘dinamika keluar’ yang, melalui kerja sama antara umat paroki yang berbeda dan persekutuan kuat antara para klerus dan kaum awam, mengorientasikannya secara efektif menuju misi penginjilan, tugas seluruh Umat Allah, yang berjalan melalui sejarah sebagai ‘keluarga Allah’ dan, dalam sinergi anggota-anggotanya yang beragam, bekerja untuk pertumbuhan seluruh tubuh gerejawi,” kata Kardinal Stella.
Kardinal Stella mengatakan “mungkin sejauh ini paroki telah diperlakukan hampir seperti istana, benteng yang harus dijaga, dilindungi.”
“Saya merasa, nampaknya kita harus mengangkat kunci, membuka pintu-pintu, udara keluar dari ruangan, dan pergi ke luar,” kata kardinal. “Di sini, dinamika keluar ini, yang berkali-kali dikatakan oleh paus, berarti memandang ke luar, melihat siapa yang membutuhkan iman: segenap dunia kaum muda, seluruh dunia orang-orang yang membutuhkan Allah tetapi tidak tahu harus jalan mana harus diikuti.”(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan Courtney Mares/Catholic News Agency)