Situs web Biara Fransiskan di daerah Bab Touma Damaskus menampilkan permohonan bantuan bagi penduduk kota yang dilanda konflik dan kemerosotan ekonomi. Konflik di Suriah telah menewaskan ratusan ribu orang dan jutaan orang terlantar sejak dimulai Maret 2011. Pandemi virus global dan dampak luasnya memperburuk penderitaan mereka.
“Di masa-masa sulit ini kami tidak punya solusi lain selain amal kasih kalian, kedekatan kalian,” kata Pastor Bahjat Karakach OFM, kepala komunitas biara yang terkait dengan paroki Katolik Latin yang didedikasikan untuk Pertobatan Santo Paul, di bagian lama Damaskus. Di sana bisa ditemukan banyak Gereja Kristen.
“Sebagai sebuah Gereja,” kata imam itu, “kami berusaha untuk dekat dengan umat, tidak meninggalkan siapa pun tanpa makanan … tetapi kami tidak bisa melanjutkan misi kami tanpa dukungan kalian, tanpa amal kasih kalian.”
Pastor Karakach menjelaskan, sebagian besar warga Suriah hidup dalam kesengsaraan karena 10 tahun perang serta kehancuran, dan pandemi Covid-19 semakin memengaruhi krisis ekonomi yang serius di negara itu.
Imam itu menjelaskan, nilai mata uang lira Suriah turun drastis dan harga sudah naik lebih dari tiga kali lipat sehingga semakin “sulit membeli makanan dan barang-barang penting, yang berarti bahwa mustahil bagi penduduk untuk hidup secara normal.”
“Kini, pria dalam keluarga harus bekerja sebulan penuh untuk bisa membeli beberapa kilo daging,” jelas imam itu, dan “harus bekerja setahun penuh untuk bisa membayar biaya sekolah seorang anak tunggal.”
Para imam dan kaum religius terus melakukan yang terbaik untuk membawa bantuan dan penghiburan bagi umatnya, kata imam itu, “kami memasuki rumah-rumah warga Suriah dan menemukan orang-orang yang tidak punya apa-apa untuk mereka makan. Dari sinilah muncul ajakan solidaritas guna mendukung keluarga yang mengalami kesulitan.”(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan Vatican News)