“Menjadi Katolik 100 persen dan orang Indonesia 100 persen tidak bertentangan satu sama lain. Kita tidak boleh hanya 10 atau 20 persen Katolik, atau karena menggebu-gebu dengan kakatolikan, agama kita dianggap paling benar, lantas orang Indonesia yang beragama lain, kita rendahkan, itu salah! Karena, hal itu bukan merupakan semangat orang Katolik. 100 persen Indonesia, 100 persen Katolik itu berarti mencintai tanah air, bangsa, dan bahasa kita, sebagai orang Katolik.”
Pernyataan itu pernah dikatakan oleh Pastor Ludovikus Jakobus Wagey Pr yang lahir di Tomohon, Sulawesi Utara, 10 Oktober 1935, dan ditahbiskan imam di Gereja Hati Kudus Kolongan Tomohon, 11 Juli 1962, dan meninggal dunia 29 Juni 2020 pukul 15:24 di Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon.
Putra kesepuluh dari sepuluh bersaudara pasangan Wellem Yoseph Wagey dan Elisabeth Umboh, yang telah dimakamkan di lahan pekuburan Seminari Menengah Kakaskasen di hari yang sama pukul 21.30 itu, adalah mantan Pastor Militer dengan pangkat terakhir Mayor Tituler (Purn) TNI. Masa tuanya dihabiskan di Wisma Lorenso Lotta, Pineleng.
Saat rayakan HUT Imamat ke-55, 11 Juli 2017, Pastor Sjaak, demikian panggilannya, memperkenalkan pada PEN@ Katolik, yang menemuinya di Lotta, Gua Maria yang sedang dijalankannya menggantikan alm Pastor Jan van Paassen MSC. Gua itu dibuat oleh tentara Jepang dan kini menjadi Gua Maria Bunda Hati Kudus Yesus Lotta.
Gua Maria yang sudah diberkati oleh Uskup Emeritus Josef Suwatan MSC pada Hari Raya Kabar Gembira 25 Maret 1992 dan sudah banyak dikunjungi termasuk Duta Vatikan Mgr Pietro Sambi (alm), 13 September 1993, dan John Kardinal Ribat MSC dari New Guina yang mampir dan Berdoa di situ dalam rangka Pentahbisan Uskup Manado Mgr Rolly Untu MSC, 9 Juli 2017, juga dilengkapi bak penampung air yang menetes dari atas gua.
Air yang kini disalurkan ke wisma tempat tinggal imam itu, menurut Pastor Sjaak, “sudah diperiksa di lab dan dinyatakan bersih tidak ada bakteri atau unsur membahayakan.” Yakin air itu dari Bunda Maria, pastor itu langsung meminumnya. “Saya pun yakin. Kalau Bunda Maria boleh minta Bernadeth menggali di tempat becek dan terjadi saluran besar air, di sini boleh juga,” tegas Pastor Sjaak seraya mengajak mendengar irama “indah” tetesan air ke dalam bak. “Secara pribadi saya percaya Bunda Maria memberikan air ini untuk kesegaran dan kesehatan kita,” lanjut imam itu.
Pastor Sjaak menjadi pengajar di Seminari Menengah Kakaskasen sejak 1963. Tahun 1967 imam itu jadi Pastor Militer hingga 1985. Selain di Keuskupan Manado, imam itu pernah jalankan dinas itu di Cimahi (1978-1979), Dili (1978-1983) dan Jakarta 1983-1985).
Selain melayani beberapa paroki, di Keuskupan Manado, Pastor Sjaak pernah jadi ketua Badan Amal dan Milik Katolik (1970-1979), Direktur Seminari Menengah Kakaskasen (1971-1972), Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng (STFSP) (1974), Ekonom STFSP (1986-1990), dan Direktur Pertama Tarekat Bruder Tujuh Dukacita (BTD) Santa Perawan Maria Dolorosa, sebuah tarekat diosesan Keuskupan Manado di Kaaten, Tomohon (2001-2005).
Dalam perayaan HUT Imamat ke-55, Pastor Sjaak berpesan kepada orang muda, seperti dilaporkan oleh Mirifica News, bahwa “OMK harus memiliki kesadaran sebagai orang Katolik, kita menjaga supaya semangat Katolik, pertama-tama harus kita hayati sendiri lalu kita bagikan kepada orang lain. Itulah cinta kasih, …”
Sekitar satu setengah bulan (12 Mei-30 Juni 2020), Gereja Katolik Indonesia kehilangan beberapa imam: Tanggal 12 Mei, Pastor Friets Tambunan Pr (Medan); 14 Mei, Pastor Antonius Gustawan SJ; 25 Mei Pastor Maximus Aloysius Bria Pr (Atambua); 26 Mei, Pastor Herry Naibobe Pr (Atambua); 6 Juni, Pastor Agustinus Widodo Pr (Surabaya); 7 Juni, Pastor Yuventinus Ndito Martawi Pr (Jakarta); 8 Juni, Pastor Franz Schaaf SVD; 8 Juni, Pastor H Djajapoetranto MSF; 11 Juni, Pastor Lambertus Martinus van den Heuvel Sugiri SJ; 26 Juni, Mgr Julianus Kema Sunarka SJ; 27 Juni, Pastor FX Widyatmoko SJ; dan 29 Juni, Pastor Ludovikus Jakobus Wagey (Manado).(PEN@ Katolik/paul c pati)
Pastor Sjaak meninggal dunia di RS Gunung Maria Tomohon (Ist)
Selamat jalan ke surga para Pastur untuk bersama Tuhan Yesus .Amim