Minggu, Desember 22, 2024
28.6 C
Jakarta

Pandemi tidak menghentikan penahbisan uskup baru

Uskup Charlie Inzon ditahbiskan di katedral kosong 21 Mei 2020, tetapi ditonton secara online oleh keluarga dan teman-teman. HALAMAN FACEBOOK SCREENSHOT/OMI
Uskup Charlie Inzon ditahbiskan di katedral kosong 21 Mei 2020, tetapi ditonton secara online oleh keluarga dan teman-teman. HALAMAN FACEBOOK SCREENSHOT/OMI

Di sebuah gereja yang hampir kosong, pada hari Kamis, 21 Mei 2020, Pastor Charlie Inzon OMI ditahbiskan menjadi uskup oleh Uskup Agung Cotabato Mgr Angelito Lampon. Di tengah pandemi virus corona ini, keluarga, teman, dan umat setempat hanya bisa mengikutinya secara virtual lewat live streaming.

Karena protokol karantina yang ketat, sangat terbatas orang yang bisa ikut dalam Misa di Katedral Maria Dikandung Tanpa Noda di kota itu. Pemerintah hanya mengizinkan maksimum 10 orang dalam ibadah keagamaan di daerah-daerah yang berada dalam karantina masyarakat umum seperti Cotabato. Yang hadir hanya beberapa umat termasuk pensiunan Kardinal Orlando Quevedo dari Cotabato, Uskup Kidapawan Mgr Joseapin Josefin, tiga imam, dan beberapa anggota paduan suara.

Meskipun bangku-bangku hampir kosong, kata Mgr Inzon, dia tahu, banyak teman dan orang yang dicintai akan menonton live streaming dan berdoa dari jauh. Pertemuan itu, kata uskup baru itu, mungkin sesuatu yang “langka dan belum pernah terjadi sebelumnya” tetapi kesederhanaannya masih membuat “Tuhan berada sebagai pusat perayaan.” Bahkan katanya, “(Tidak ada) yang bisa menghentikan kita merayakan anugerah dan rahmat Tuhan.”

Dalam homili, Kardinal Quevedo mengatakan, seorang uskup harus menjadi “model” iman yang luar biasa dan moral yang baik. Sebagai gembala, lanjut kardinal, seorang uskup juga dipanggil “menjadi kudus” karena “dia dipanggil membimbing umat menuju kekudusan.” Dan, “Tugas ini benar-benar menantang,” kata Kardinal Quevedo seraya menambahkan, seorang uskup juga harus memimpin umatnya “ke jalan kebenaran dan keadilan.”

Paus Fransiskus mengangkat Pastor Inzon, 4 April, sebagai uskup baru dan prelatus keenam Vikariat Apostolik Jolo, ibukota provinsi Sulu di Filipina selatan. Ketika diangkat, uskup berusia 54 tahun itu bertugas sebagai pemimpin provinsi Oblat Maria Imakulata (OMI) di negeri itu. Dia menggantikan Uskup Agung Lampon yang pindah ke Keuskupan Agung Cotabato pada akhir 2018.

Vikariat apostolik adalah Gereja lokal di daerah misionaris yang tidak memiliki keuskupan. Pelaksanaannya ditugaskan kepada vikaris apostolik yang memerintahnya atas nama paus.

Mgr Izon yang berasal dari Provinsi Sorsogon, masuk OMI tahun 1982 dan mengucapkan kaul kekal tanggal 8 September 1990. Ia belajar Filsafat di Universitas Notre Dame di Kota Cotabato dan Teologi di Sekolah Teologi Loyola (LST) Universitas Ateneo De Manila (ADMU). Dia ditahbiskan imam 24 April 1993 di Kota Coloocan.

Uskup yang juga bergelar master dalam teologi dari LST dan doktor dalam psikologi dari ADMU mengatakan pada hari-hari menjelang pentahbisan, “Saya bersukacita dalam belas kasihan Allah dan percaya pada jaminan kekuatan dan penghiburan dari-Nya saat saya menerima tugas pelayanan di Gereja Vikariat Jolo.” Mgr Inzon akan secara resmi dilantik sebagai prelatus Jolo di Katedral Gunung Karmel, 28 Mei 2020.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan CBCPNews)

Pastor Charlie Inzon
Pastor Charlie Inzon OMI, provinsi Oblat Maria Imakulata Filipina diangkat Paus menjadi vikaris apostolik baru dari Vikariat Jolo di Provinsi Sulu. (Foto CBCP)

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini