Ada sebuah ungkapan dalam liturgi Gereja yang berbunyi, “Lex Orandi, Lex Credendi, Lex Vivendi,” (apabila kita berdoa, memuji Allah, maka kita percaya, dan kita hidup). Dengan kata lain, apabila kita mau berdoa, maka kita pun dapat menjadi percaya. Apabila kita percaya maka kita pun akan memperoleh hidup. “Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat” (2 Korintus 5:7).
Dengan demikian, salah satu cara untuk membuktikan jika doa kita selama ini sudah benar adalah doa-doa tersebut akan mengarahkan kita pada iman yang benar dan kuat. Dan, apabila iman kita sudah benar, maka kita akan merasakan buah-buahnya dari setiap perkataan dan perbuatan kita sehari-hari. Sebaliknya, apabila doa kita tidak benar (tidak berkenan di hadapan Allah), maka kita akan menghasilkan buah-buah yang tidak baik pula.
Maka, marilah sejenak merenungkan, “Apakah hidup doa kita selama ini menghasilkan buah-buah yang baik bagi kita maupun orang-orang yang ada di sekitar kita?”
Sahabat terkasih, dalam bacaan Injil hari ini (Yohanes 12:44-50), Tuhan Yesus berseru kepada orang-orang Farisi yang percaya kepada-Nya, “Barangsiapa percaya kepada-Ku ia percaya bukan kepada-ku, tetapi kepada Dia yang telah mengutus Aku; dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia yang telah mengutus Aku.”
Melalui sabda-Nya ini, Tuhan Yesus secara tidak langsung ingin mengatakan bahwa Dia dan Allah adalah satu, Tuhan Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Sehingga, apabila mereka percaya kepada Yesus berarti mereka pun percaya kepada Allah Bapa yang telah mengutus-Nya. Bila mereka melihat Yesus, berarti mereka pun telah melihat Allah.
Dan, untuk mengajak agar semua orang percaya pada-Nya, Tuhan Yesus tidak hanya melakukannya melalui kata-kata, tetapi juga melalui setiap perbuatan atau tanda mujizat yang telah membuktikan bahwa Ia adalah Sang Mesiah, yaitu dengan menyembuhkan orang buta, dan mengampuni wanita yang kedapatan berbuat zinah.
Itulah sebabnya, Tuhan Yesus pun berkata, “Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku jangan tinggal di dalam kegelapan. …Sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.”
Semoga, setiap kegiatan keagamaan (liturgi) maupun doa yang kita panjatkan ke hadirat-Nya dapat menginspirasi agar kita mau semakin percaya dan beriman kepada-Nya. Terutama, di masa-masa sulit ini, biarlah kita mau senantiasa berdoa, supaya iman kita dapat semakin diperteguh.
Semoga akhirnya kita dapat mempunyai hidup yang bukan berdasar pada apa yang ada di depan mata, namun pada setiap doa, harapan dan iman percaya yang benar di dalam Tuhan, sekali pun itu harus kita taburkan dengan bercucurkan air mata.
Frater Agustinus Hermawan OP