Jumat, November 22, 2024
33.6 C
Jakarta

Mgr Rolly Untu bernyanyi ajak umat tanam bahan makanan, sayur-sayuran, rempah-rempah

Tanam bete, milu dan batata, ubi, pisang, rica, tomate, poki-poki dan sayur-sayuan untuk torang samua” (Tanamlah talas, jagung dan ubi jalar, singkong, pisang, cabai, tomat, terong, dan sayur-sayuran untuk kita semua).

Uskup Manado Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC menyanyikan lagu dalam bahasa Manado yang sudah ada sejak zaman zending (pekabaran Injil yang dibawa oleh VOC) sampai zaman Jepang 1940-an itu dengan iringan musik tradisional kolintang dan direkam dalam YouTube dengan judul “Mari Bekerja,” produksi lintas lembaga dan komisi di Keuskupan Manado untuk menghadapi pandemi Covid-19.

Selain Mgr Rolly Untu MSC, tampil juga dalam rekaman itu Sekretaris Jenderal Keuskupan Manado Pastor Jhon Montolalu Pr, Ketua Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Pastor Joy Derry Pr, Kepala Sekolah SMA Katolik Rex Mundi Suster Rita Manuel SJMJ, Kepala Sekolah Pax Christy atau Dirdios KKI Manado Suster Jeannette Jeane Tumuju SJMJ.

Dalam lagu serta animasi dan edukasi tentang peningkatan produktivitas pangan yang diluncurkan 28 April 2020 itu, tampil juga Sekretaris Pribadi Uskup Diakon Juan Datulong, Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Manado dan Diakon Madz Made.

Pastor Joy Derry mengatakan kepada PEN@ Katolik, sehari sesudahnya bahwa pandemi Covid-19 menyadarkan kebutuhan utama dan dasar manusia yaitu makanan jasmani dan rohani. “Guna memenuhi kebutuhan makanan rohani umat, Uskup atau Gereja Katolik berusaha memenuhi kebutuhan umat melalui pelayanan online (live streaming) dan mengeluarkan seruan dan panduan pastoral liturgi dan doa-doa di masa pandemi ini,” kata imam itu.

Dan, untuk memenuhi kebutuhan makanan jasmani terlebih dalam rangka mengantisipasi kerawanan pangan, lanjut Pastor Joy, “Uskup atau Gereja menyerukan pemanfaatan lahan pekarangan dan lahan kebun dengan menanam bahan makanan agar supaya tetap tersedia bahan makanan (padi, jagung, ubi, singkong, pisang), tanam sayur-sayuran dan rempah-rempah (rica, tomat) agar supaya tetap tersedia bahan makanan.”

Menurut ketua Komisi PSE Keuskupan Manado itu, manusia tidak cukup hanya berdoa “Tuhan berilah kami makanan dan rezeki sehari-hari,” tetapi “kita harus melanjutkan doa dengan upaya dan kerja keras untuk menanam tanaman makanan, dan dengan demikian kita juga terlibat dalam gerakan ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi.”

Lagu berjudul “Mari Bekerja” itu dibuat, jelas Pastor Joy, untuk “memberikan animasi atau penyadaran tentang ancaman kerawanan pangan serta memberikan edukasi dan teladan memanfaatkan lahan pekarangan dan lahan kebun untuk tanaman bahan makanan juga mendorong produktivitas pangan di tengah umat dan masyarakat.”

Maka imam diosesan itu berharap, “semoga kebijakan stay at home tidak membosankan dan tidak menakutkan, melainkan menjadi momen produktif dan menyenangkan,” dan semoga umat dan masyarakat memanfaatkan kebijakan itu secara produktif demi ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi warga, keluarga, Gereja dan negara.

Lagu itu ditutup oleh semua “penyanyi” itu dengan meneriakkan “Laudato Si‘, judul dari ensiklik Paus Fransiskus tentang kepedulian terhadap Rumah Kita Bersama. Dalam refleksinya Pastor Joy berharap agar “kita bersyukur karena Allah sudah menciptakan alam ini sebagai rumah dan tempat tinggal sebagai rahim pangan bagi masyarakat dan dunia.”

Keuskupan Manado, jelas imam itu, sudah sangat lama mewartakan kepada masyarakat untuk bertani dan menanam yang ramah lingkungan lewat pertanian organik. “Itu sudah lama kita lakukan untuk menginspirasi dan membantu para kelompok-kelompok tani.”

Karena saat ini banyak lahan pertanian hancur karena menggunakan pupuk kimia, “maka tanggungjawab sosial dan tanggungjawab ekologis kita untuk kembali memulihkan lahan itu dengan menanam dan menggunakan pupuk organik yang Tuhan berikan kepada kita.”

Dan kini, sudah ada masyarakat yang datang dan meminta bibit-bibit pertanian. Memang, jelas imam itu, Komisi PSE Keuskupan Manado menyediakan bibit untuk dijual bagi masyarakat yang mampu. “Namun, jika ada yang tidak mampu, kami akan memberikan secara gratis,” demikian Pastor Joy.(PEN@ Katolik/michael)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini