Dengan persetujuan resmi Ordo Dominikan, dan dalam kerja sama erat dengan otoritas terkait, UNESCO akan memulai stabilisasi dan rehabilitasi Gereja Konventual Bunda Maria dari Jam di Mosul (yang dihancurkan oleh ISIS. Red.) Gereja Katolik di pusat Mosul, di Irak utara, itu dibangun tahun 1870-an oleh para Imam Dominikan dan terkenal karena loncengnya yang disumbangkan oleh Permaisuri Eugenia de Montijo. Gereja itu dikenal juga dengan nama Gereja Jam.
Komponen proyek mencakup semua fase stabilisasi atau rehabilitasi (dari pembersihan lokasi dan survei awal hingga persiapan desain terperinci untuk pelaksanaan pekerjaan yang sebenarnya), yang akan menciptakan peluang ‘on the job training‘ yang unik bagi para profesional dan pengrajin warisan budaya setempat. Faktanya, implementasi aktual dari komponen ini akan diintegrasikan secara erat dengan program pembangunan kapasitas jangka panjang yang diamati dalam lingkup proyek itu.
Gereja Konventual Bunda Maria dari Jam (Gereja Al-Saa’a) terletak di jantung Kota Tua Mosul, di persimpangan dua jalan utama yang memotong struktur kota bersejarah. Gereja yang dibangun akhir abad XIX itu selalu dianggap sebagai salah satu landmark ikonik Kota Tua Mosul.
Sebagai pusat dari banyak kegiatan spiritual, budaya, dan pendidikan, gereja itu menjadi contoh hidup persaudaraan antara orang-orang Mosul, yang mencakup fungsi keagamaan, budaya, dan sosial.
Nilai arsitektur dan warisannya juga penting. Setiap pengunjung yang datang dari Nineveh atau dari Jalan Al-Farouq akan melihat Menara Al-Hadba terlebih dahulu kemudian menara lonceng Gereja Konventual Bunda Maria dari Jam, atau sebaliknya. Fitur arsitektur dan urban ini terukir dalam ingatan dan sejarah masyarakat dan kota serta merupakan simbol keanekaragaman budaya dan hidup bersama dengan damai di antara komunitasnya.
Oktober 2019, stabilisasi dan rehabilitasi Gereja Jam termasuk sebagai salah satu output utama proyek UNESCO ‘Menghidupkan kembali Semangat Mosul dengan membangun kembali landmark-landmark bersejarah’ yang didanai Uni Emirat Arab. Yang lainnya adalah Gereja Katolik Syria Al Tahera Gereja Katolik dan kompleks Masjid Al Nouri.
UNESCO mendorong rekonsiliasi dan kebersamaan sosial di Mosul melalui restorasi dan rekonstruksi situs-situs bersejarah sebagai bagian dari inisiatif internasional UNESCO “Revive the Spirit of Mosul” (Hidupkan Semangat Mosul). Rehabilitasi gereja ini penting tidak hanya karena nilainya sebagai warisan budaya, tapi juga sebagai kesaksian akan keragaman kota, persimpangan budaya yang membanggakan dan tempat berteduh penuh kedamaian bagi umat beragama berbeda-beda selama berabad-abad. (PEN@ Katolik/pcp berdasarkan op.org)