Ketika menerima kabar baik, biasanya sulit menyimpannya sendiri. Kita mau semua orang mendengar dan merasakan kabar baik itu. Zaman sekarang tidak hanya kabar baik yang cepat tersebar. Kabar buruk pun cepat terdengar. Hanya dalam hitungan detik semua orang mendengarnya. Tapi, orang beriman diajak membawa kabar baik dan sukacita, bukan ikut-ikutan berbagi gosip. Dalam bacaan pertama 23 April 2020 (Kis 5:27-33), kita melihat kabar baik yang diwartakan Para Rasul dihentikan oleh Mahkamah Agama Yahudi. Peristiwa kebangkitan membuat mereka bersemangat dan berani mewartakan kabar baik keselamatan umat manusia melalui Kristus. Kalau kita sadari, yang dialami Para Rasul merupakan peristiwa perjumpaan mereka dengan Tuhan yang bangkit. Mereka mau pengalaman itu dirasakan juga orang lain. Tapi, ada pemuka-pemuka agama yang menganggapnya berita buruk bagi mereka. Mereka pun mau menghentikannya. Sahabat, kini kita mengalami peristiwa dan pengalaman sama. Ketika kita mau mewartakan Kristus, membagikan pengalaman iman, mewartakan kabar sukacita, ada saja orang yang gelisah dan takut bahkan berusaha menghentikan kita dengan berbagai cara. Semoga ancaman atau kritik bukan membuat takut atau putus asa, tetapi mendorong kita lebih berbenah diri, bersemangat dan kreatif mencari cara. Jangan berkecil hati atau takut saat orang menghentikan usaha dan niat baik kita. Belajar dari Para Rasul, pengalaman perjumpaan dengan Yesus yang bangkit membuat mereka bersemangat dan bersukacita. Semoga kita juga melihat dan merasakan Kristus, sehingga berani menceritakan pengalaman perjumpaan kita dengan Yesus kepada orang-orang sekitar. (FRAY.EL.OP)