“Dari lubuk hati yang terdalam, kami memberikan roti dan vitamin sebagai bentuk sayang kami kepada tim medis. Kami berharap di tengah kepenatan bertugas, tim medis dapat terus menjaga kesehatan dan merasa bahwa masyarakat bangsa ini terus memperhatikan keberadaan tim medis.”
Kepala Paroki Santa Theresia Bongsari Semarang Pastor Eduardus Didik Chahyono SJ berbicara saat memberikan ungkapan sayang kepada tim medis di beberapa rumah sakit dan puskesmas pada Hari Kartini, 21 April 2020.
Semangat Raden Ajeng Kartini, pahlawan nasional perempuan yang dikenal dengan kata-kata pusaka “Habis Gelap Terbitlah Terang,” menurut Pastor Didik, sangat relevan dengan kondisi perjuangan bangsa dan Negara Indonesia mengatasi pandemi Covid-19.
Kita yang sedang berada dalam situasi berat ini, kata imam itu, dikuatkan dengan kata-kata pusaka Raden Ajeng Kartini yang memberikan harapan bahwa “akan ada terang, keadaan yang lebih baik.”
Terinspirasi kata-kata itu, umat Paroki Santa Theresia Bongsari Semarang memberikan ungkapan sayang kepada tim medis di beberapa rumah sakit dan puskesmas. Sebanyak 400 roti dan minuman bervitamin dibagikan kepada tim medis yang ada di Puskesmas Karangayu, Puskesmas Krobokan, Puskesmas Bulu Lor, Puskesmas Poncol, Puskesmas Pegandan, Puskesmas Lebdosari, Klinik Soegijaranata dan Rumah Sakit Elisabeth.
Pastor Didik menyaksikan sendiri bagaimana para medis bersiaga penuh di puskesmas menggunakan alat pelindung diri yang bikin gerah. Ia merasakan para medis juga memiliki rasa was-was apabila tertular virus corona ketika pasien tidak jujur menyampaikan sakit dan riwayat perjalananya. Pastor Didik juga prihatin ketika masih ada sebagian masyarakat yang meremehkan pandemi itu.
Kegiatan sosial itu dikoordinir oleh Iwan, ketua bidang pelayanan kemasyarakatan dan sekaligus tim gugus respon Covid-19 Paroki Bongsari, “Bersama Kita Peduli”. Kegiatan itu, jelasnya, tidak hanya menyasar tenaga medis. “Selain aksi peduli tim medis, kami juga memberikan bantuan kebutuhan pokok bagi umat Katolik dan warga dari 7 RT sekitar gereja. Kami mendistribusikan makan siang gratis setiap Kamis untuk masyarakat dengan cara drive thru. Kebetulan di sekitar kami ada satu keluarga sedang jalani isolasi mandiri, kami pun membantu penyediaan multivitamin dan kebutuhan yang lain,” kata Iwan.
Menurut informasi, Paroki Santa Theresia juga terlibat dalam gerakan peduli negeri yang dikoordinir Keuskupan Agung Semarang dan gerakan sosial dari lembaga Serikat Yesus.
Terkait situasi pandemi ini, Iwan khawatir dan kasihan karena banyak warga mengeluhkan kondisi sulit yang mereka alami. Ia pun berharap warga dapat gotong-royong dan saling membantu tanpa perlu membeda agama dan status sosial. “Semoga dengan semangat Raden Ajeng Kartini, kita terus bersemangat dan berpengharapan bahwa situasi gelap pandemi akan berlalu dan terbitlah terang,” kata Iwan seraya berharap tidak berkerumun, tidak melakukan aktivitas di luar rumah yang tidak penting, menjaga jarak, dan menggunakan masker.(PEN@ Katolik/Lukas Awi Tristanto)