“Sebagai anak Lewotana, kami menyampaikan keprihatinan atas kondisi Flores Timur yang baru saja dirundung persoalan yang tidak ringan dan tentu menyita perhatian. Namun pemerintah juga tidak bisa menghindar dari kewajiban untuk memastikan bahwa semua peziarah yang datang ke Larantuka tidak memiliki kekhawatiran terhadap penyebaran Virus Corona.”
Koordinator dan Pendiri Komunitas Satu Lamaholot Jakarta Ferdinand Lamak menulis hal itu dalam dalam siaran pers yang diterima PEN@ Katolik, 11 Maret 2020, yang isinya meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur NTT agar berkoordinasi dengan panitia penyelenggara tradisi Semana Santa tahunan ini untuk lebih teliti dan akurat mendata para peziarah yang datang ke Larantuka.
Pemerintah tentu tidak dapat melarang wisatawan asing menghadiri Pekan Suci Semana Santa di Larantuka, 5-12 April 2020. Namun, pemerintah harus menunjukkan bahwa mereka siap mengamankan ritual tahunan yang berusia lebih dari 500 tahun itu, kata siaran pers yang menyarankan beberapa langkah.
Pertama, perketat pendataan peziarah baik lokal, domestik maupun asing. Perlakukan dengan lebih ketat pada peziarah domestik terlebih peziarah asing.
Kedua, siapkan masker penutup hidung dan mulut sebanyak mungkin untuk dibagikan kepada para peziarah selama Semana Santa.
Ketiga, kampanyekan imbauan massal untuk tidak bersalaman, cukup dengan sikap menunduk untuk saling menghindari kontak fisik diantara para peziarah.
Keempat, siapkan sebanyak mungkin disinfectan di sebanyak mungkin titik sentra peziarah.
Menurut Ferdinand, merebaknya virus COVID-19 atau yang lebih dikenal dengan Virus Corona yang telah merenggut korban nyawa, Satu Lamaholot mendesak pemerintah Kabupaten Flores Timur untuk segera mengumumkan langkah-langkah antisipatif yang sudah dan akan dilakukan menghadapi Semana Santa, “agar setiap peziarah yang datang ke Larantuka merasa aman, nyaman, dan mengetahui prosedur apa yang harus mereka lewati sebagai langkah preventif.”
Mengantisipasi masuknya Virus Corona, Zonalinenews.com melaporkan 10 Maret 2020 bahwa Bupati Flores Timur Anton Hadjon telah melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat. “Saya sudah minta ke dinas, kita perlu koordinasikan dengan pemerintah pusat dan banyak hal yang dibicarakan,” kata Bupati Hadjon seaya menambahkan bahwa juga sudah berkoordinasi dengan Kementrian Kesehatan dan Kementrian Perhubungan tentang cara menjaga pintu-pintu masuk.(PEN@ Katolik/Yuven Fernandez)