31.5 C
Jakarta
Tuesday, April 23, 2024

Panggilan hidup berkeluarga sama dengan hidup membiara: membangun dunia lebih baik

BERITA LAIN

More
    Anggota PUKAT KAJ peserta talk show tentang Keluarga Katolik (PEN@ Katolik/krm)
    Anggota PUKAT KAJ peserta talk show tentang Keluarga Katolik (PEN@ Katolik/krm)

    Panggilan hidup berkeluarga sama halnya dengan panggilan hidup membiara, seperti imam, bruder atau suster. Perbedaannya adalah, yang berkeluarga memiliki anak-anak dan yang membiara tidak punya keturunan, sedangkan kesamaannya, keduanya menjalankan perutusan, melayani siapa pun, agar hidup rohaninya makin baik, teratur, dan membangun dunia yang lebih baik.

    Ketua Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan  Agung Jakarta (KAJ) Pastor Alexander Erwin Santoso MSF mengatakan hal itu dalam talk show di Gedung Indocement Jakarta, 6 Maret 2020, dalam kegiatan Jumat Pertama Profesional Usahawan Katolik (PUKAT) KAJ. Sesudah Misa, seperti biasanya para anggota membicarakan berbagai tema dengan nara sumber terpilih. Pembicaraan bulan ini tentang Keluarga Katolik.

    Pastor Erwin menampilkan Keluarga Kudus Nazareth yang terdiri dari Yesus, Maria dan Yosef (YMY) sebagai inspirasi tanpa cela sedikit pun. Menurut imam itu, keluarga ini sungguh-sungguh menjalani kehendak Bapa, tuntas sampai akhir hayat. “Janganlah ikut teladan keluarga lain selain Keluarga Kudus YMY, karena keluarga ini sudah terbukti baik,” kata Pastor Santoso.

    Maria dan Yosef, lanjut Pastor Erwin, adalah sosok yang selalu menjalani kehendak Bapa. “Artinya, Bunda Maria yang selalu menunjukkan kepasrahan kepada Allah lewat perkataan ‘Jadilah kehendak-Mu, menurut perkataan-Mu,’ sedangkan Yosef dikenal sebagai bapa yang menjalankan perannya sangat luar biasa ketika mendampingi Yesus. Mendidik itu tidak mudah tapi Yosef menjalankan dengan sempurna.”

    Lewat Maria dan Yosef, Karya Keselamatan Allah bagi manusia dinyatakan Allah. Maka, Pastor Erwin mengajak umat Katolik meneladani keluarga yang terbukti melewati berbagai pergulatan hidup penuh suka-duka. “Sejak awal, Bunda Maria melahirkan Yesus di tempat tidak layak, hingga dalam tugas sebagai pembawa warta gembira Ia ditolak oleh orang yang merasa tersaingi, dan saat berumur 30-an Ia menderita sengsara untuk menebus dosa-dosa umat manusia,” jelas imam itu.

    Santo Yosef, lanjut imam itu, adalah sempurna karena taat hukum. “Ketika waktunya Yesus disunat, ia bersama Maria membawa-Nya ke Bait Allah. Demikian pun pada sensus ketika Yesus dilahirkan. Meski “ayah angkat’ Yesus, Yosef menunaikan tugas sebagai bapa yang amat sempurna,” jelas Pastor Erwin.

    Menanggapi pertanyaan peserta tentang sebutan Perawan Maria, imam itu menegaskan bahwa tradisi dan kepercayaan umat Katolik mengakui Bunda Mara sebagai Bunda Perawan. “Ini bukan soal logika tapi iman,” kata Pastor Erwin seraya meminta umat berhati-hati mendiskusikan hal itu dengan umat beragama lain. Juga ditegaskan, Yesus adalah anak tunggal dan tidak punya adik atau saudara lain.(PEN@ Katolik/Konradus R. Mangu)

    RELASI BERITA

    Tinggalkan Pesan

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    BERITA TERKINI