Home SOSIAL TRUK Maumere gelar Roadshow ke pasar dan Malam 1000 Lilin untuk lawan...

TRUK Maumere gelar Roadshow ke pasar dan Malam 1000 Lilin untuk lawan Human Trafficking

0
Pastor Vande Raring SVD berbicara kepada masyarakat Lekebai yang berjualan di Pasar Lekebai tentang perdagangan manusia. (PEN@ Katolik/yf)
Pastor Vande Raring SVD berbicara kepada masyarakat Lekebai yang berjualan di Pasar Lekebai tentang perdagangan manusia. (PEN@ Katolik/yf)

Santa Josephina Bahkita, orang kudus dalam Gereja Katolik, yang menjadi korban human trafficking dari Negeri Sudan adalah biarawati Kongregasi Cannossian yang dibeatifikasi dan menjadi pelindung para korban human trafficking.

Dalam rangka memperingati orang kudus itu, Tim Relawan Untuk Kemanusiaan (TRUK) Maumere menggelar dua kegiatan yaitu Roadshow ke Pasar Lekebai, 32 kilometer arah timur kota Maumere, dan Malam 1000 Lilin di halaman parkir SMAK Bhaktyarsa Maumere, 8 Februari 2020.

Dalam Malam 1000 Lilin itu, masyarakat mendengar pembacaan riwayat hidup Santa Josephina Bahkita, mendengar bacaan puisi, ikut dalam doa bersama dan pemasangan lilin. Provinsial SSpS Suster Inosensia SSpS, Ketua Devisi Perempuan TRUK Suster Eustochia Monika Nata SSpS, Ketua STFK Ledalero Pastor Otto Gusti Madung SVD, para suster, frater dan peserta didik SMAK Bhaktyarsa Maumere hadior dalam acara itu.

Dua kegiatan itu dimaksud untuk “mengkampanyekan gerakan anti human trafficking dan doa bagi para pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) agar mereka selalu diberi kekuatan oleh Allah dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan,” kata Ketua Panitia Yanto Hago.

Dari atas mobil Tronton Raja Jaya Motor, Pastor Vande Raring SVD berbicara kepada masyarakat Lekebai yang berjualan di Pasar Lekebai. “Banyak perempuan dan anak pencari kerja menjadi korban perdagangan orang disebabkan oleh minimnya pengetahuan mereka tentang persyaratan untuk mendapatkan pekerjaan baik di dalam maupun di luar negeri, serta kurangnya pemahaman tentang hak dan kewajiban dalam hubungan kerja,” kata Pastor Raring.

Selain itu, biarawan SVD asal Pulau Lembata itu mengamati, yang menjadi penyebab terjerumusnya banyak orang ke dalam kasus perdagangan orang adalah ”kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan kurangnya keterbukaan korban terhadap orang tua dan pihak-pihak yang bisa melindungi mereka dari ancaman kekerasan.”

Bahkan dalam banyak kasus, lanjut imam itu, pelaku kekerasan dan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) justru merupakan orang dekat korban atau bahkan keluarga dari korban itu sendiri. “Menjadi penting bagi kita untuk melakukan berbagai bentuk pencegahan terjadinya TPPO. Salah satunya melalui peningkatan ketahanan keluarga untuk memfilter dan membentengi masing-masing anggota keluarga dan masyarakat dari ancaman terjadinya TPPO,” kata imam itu.(PEN@ Katolik/Yuven Fernandez)

Pembagian brosur stop perdagangan orang (PEN@ Katolik/yf)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version