https://www.youtube.com/watch?time_continue=2&v=Bi7QyErmqXw&feature=emb_title
Setahun lalu, 4 Februari 2019, dua pemimpin agama terbesar di dunia menandatangani dokumen bersejarah. Perayaan penandatanganan Dokumen Persaudaraan Manusia oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar itu menjadi alasan dari Dewan Tetua Muslim di Abu Dhabi untuk mengadakan Konvensi Media Arab untuk Persaudaraan Manusia.
Konvensi 3 Februari 2020 guna mengimplementasikan Dokumen Persaudaraan Manusia itu, seperti dilaporkan oleh Suster Bernadette Mary Reis FSP dari Vatican News dari Abu Dhabi, banyak dihadiri oleh media Arab. Prefek Dikasteri Vatikan untuk Komunikasi Paolo Ruffini menjadi pembicara tamu dalam konvensi itu.
Paolo Ruffini memberikan ringkasan tentang bagaimana Vatikan meliput penandatanganan Dokumen Persaudaraan Manusia dan peristiwa-peristiwa terkait sesudah penandatanganan itu. Dia mengingatkan hadirin tentang keinginan Paus Fransiskus agar “era komunikasi bisa membawa kita ke budaya saling menghormati.”
Sebelumnya, mantan penasihat Imam Besar Al-Azhar, Hakim Mohamed Abdel Salam, menjelaskan peran media atas Dokumen itu. Dengan berbahasa Arab, dia mengatakan “media itu jantung dari proyek kemanusiaan hebat ini. Tidak diragukan lagi, media adalah mitra aktif … dan memikul tanggung jawab besar termasuk tanggung jawab penyadaran dan pendidikannya, serta penyebaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip kemanusiaan.”
Para anggota media Arab senang mendengar kontribusi Vatikan dalam menyebarkan Dokumen Persaudaraan Manusia itu. Penasihat Ketua Dewan Media Nasional UEA Ibrahim Al-Abed mengatakan kepada Vatican News tentang betapa senangnya dia mendengar semua kontribusi Vatikan dalam menyebarkan Dokumen Persaudaraan Manusia.
Banyak anggota pers Arab yang hadir pada peringatan itu ikut meliput penandatanganan dokumen bersejarah itu setahun lalu. Pemimpin Redaksi CNN berbahasa Arab, Caroline Faraj, mengatakan kepada Vatican News bahwa penandatanganan Dokumen Persaudaraan Manusia menjadi kejutan besar baginya. “Saya benar-benar mengecek apakah itu benar atau tidak,” katanya. Peristiwa itu “membuka mata orang untuk tahu lebih banyak,” lanjut perempuan itu. “Itu bukan sekedar sebuah peristiwa; itu peristiwa bersejarah,” tegasnya.
Mewakili Gereja Katolik di Timur Tengah, Direktur Jenderal Pusat Studi dan Media Katolik di Yordania Pastor Rifat Bader menjelaskan, Dokumen Persaudaraan Manusia memulai awal yang baik dengan penandatanganan setahun lalu. “Sekarang saatnya … untuk berpikir bersama,” kata imam itu. Mengikuti peranan penting Paus, orang-orang di Timur Tengah perlu mendorong inisiatif menyatukan masyarakat, “bukan hanya mempromosikan nilai-nilai, tetapi juga hidup bersama yang nyata di antara umat beriman yang berbeda dalam satu Allah.”(PEN@ Katolik/paul c pati)
Artikel Terkait:
Paus: Dokumen Perdamaian lahir dari iman akan Allah, Bapa Perdamaian
Paus Dokumen Perdamaian lahir dari iman akan Allah Bapa perdamaian
Semua uskup Indonesia bicarakan Dokumen Abu Dhabi saat hari studi Sidang KWI di Bandung