Komunitas Seminari Tinggi Santo Paulus Ledalero, Maumere, NTT, bersama Civitas Akademika STFK Ledalero menyelenggarakan penghijauan di wilayah mata air Nilo, Meteniur Nita, Nitakloang, pantai Waturia dan Krokowolon dengan penanaman sekitar 1000 anakan pohon waru dan beringin, serta penanaman bakau di wilayah pantai yang berpotensi abrasi. Kegiatan penghijauan 25 Januari 2020 itu, menurut koordinator umum kegiatan itu, Pastor Yanus Lobo SVD, adalah “untuk memaknai usia seabad dari Maximum Illud,” surat apostolik untuk karya misi yang dikeluarkan oleh Paus Bendiktus XV, 30 November 1919. Kegiatan itu, lanjut Pastor Lobo, adalah ungkapan kepedulian komunitas terhadap alam. “Terlebih lagi karena komunitas peka dengan masalah kekurangan air bersih, abrasi, dan pemanasan global yang sedang dikeluhkan oleh dunia internasional,” kata imam itu. Menurut Pastor Hendrik Maku SVD yang mendampingi kelompok penghijauan di wilayah Mata Air Meteniur, Kecamatan Nita, “Roh gerakan ekologis hari ini adalah Maximum Illud. Karya misi Gereja mesti bersifat menyeluruh. Dia tidak hanya terfokus pada pelayanan kepada sesama manusia tetapi juga alam dan segenap ciptaan yang lain. Solider dengan alam dan sesama ciptaan adalah salah satu kebajikan hidup yang mesti dimiliki kaum terpanggil.” (PEN@ Katolik/Yuven Fernandez)