Sabtu, November 2, 2024
25.2 C
Jakarta

Tujuh fakta kecil yang tidak banyak diketahui tentang Patung Pietà karya Michelangelo

Foto Stanislav Traykov
Foto Stanislav Traykov

Pietà Michelangelo, patung paling menyentuh dalam seni Katolik, memiliki sejarah yang sangat menarik. Dari semua karya patung terbaik yang diselesaikan oleh Michelangelo, Pietà mungkin adalah karya yang paling disukai umat Katolik. Yesus yang tak bernyawa digambarkan dalam pose ditinggalkan secara spiritual di pangkuan Maria yang berwajah malaikat.

Seluruh komposisi itu membangkitkan rasa sedih mendalam, yang melambangkan kebajikan yang sebenarnya. Patung  itu dinamakan Pietà atau Piety dalam bahasa Inggris yang juga bisa diterjemahkan sebagai pity atau belas kasihan. Tetapi mungkin tidak banyak umat Katolik yang tahu bahwa Pietà mengadakan perjalanan ke New York tahun 1964 atau hampir dihancurkan oleh perusak tahun 1972. Berikut adalah beberapa fakta yang kurang diketahui tentang salah satu karya seni Katolik yang paling menyentuh itu.

  1. Ditugaskan oleh seorang kardinal Prancis

Kardinal Jean de Billheres dari Perancis, yang sedang mencari “karya marmer paling indah di Roma” untuk menghiasi makamnya, menugaskan Michelangelo yang berusia 24 tahun untuk membuat Pietà. Kardinal Billheres memilih tema yang saat itu populer dalam seni Eropa Utara, yaitu Maria yang menangisi putranya yang sudah meninggal beberapa saat setelah diturunkan dari salib. Ini mungkin karya patung pertama yang diambil Michelangelo dengan peran sentral emosi manusia, berbeda dengan beberapa karya agungnya yang lain, termasuk Daud, yang menampilkan manusia dalam pose lebih terpisah. Hasil akhirnya adalah karya mengharukan yang memang menjadi “karya marmer paling indah di Roma: seperti yang diminta oleh yang memberi tugas itu.

  1. Pietà adalah satu-satunya patung yang ditandatangani oleh Michelangelo

Pietà bukan hanya patung Michelangelo yang paling terkenal, tapi satu-satunya patung yang ditandatangani sang master itu. Kalau melihat lebih pada pakaian Maria, pengunjung akan bisa melihat nama artis itu terukir tepat di bawah dadanya. Seperti dijelaskan oleh sejarawan seni Giorgio Vasari, Michelangelo memutuskan untuk menandatangani karyanya setelah mendengar orang yang lewat menghubungkan patung itu dengan pematung lain. Suatu malam, Michelangelo dilaporkan muncul membawa lampu dan pahat agar tidak ada orang lagi yang akan bertanya pencipta yang sebenarnya dari Pietà.

  1. Pietà diukir dari sepotong marmer Carrara

Pietà yang penuh keagungan, dengan ukuran 5′ 9″ x 6′ 5″, diukir dari selembar marmer putih dan biru dari gua-gua terkenal Carrara, di Toskana, Italia. Blok marmer diekstraksi dengan potongan yang dalam di gua marmer itu. Pahatan-pahatan logam dimasukkan kemudian di situ.

  1. Pietà dipindahkan ke Basilika Santo Petrus 200 tahun setelah pembuatannya

Selama 200 tahun pertama, rumah Pietà adalah Kapel Santa Petronilla, sebuah makam dekat Basilika Santo Petrus yang dipilih oleh Kardinal de Billheres sebagai tempat peristirahatan terakhirnya. Tahun 1699, Pietà dipindahkan ke lokasi saat ini di dalam Basilika Santo Petrus.

  1. Pietà mengunjungi New York tahun 1964

Tahun 1964, Kardinal Fransiskus Joseph Spellman dari AS meminta kepada Paus Yohanes XXIII untuk menampilkan Pietà sebagai bagian dari Pameran Dunia New York tahun 1964-1965. Vatikan setuju dan menunjuk Edward M Kinney, Direktur Pembelian dan Pengiriman dari Catholic Relief Service, untuk mengatur logistik. Ribuan orang Amerika dan pengunjung pameran dagang itu bisa secara langsung melihat patung, yang dengan aman diletakkan di balik pembatas berupa kaca akrilik yang besar dan tidak mudah pecah dengan bobot lebih dari 4.900 pound.

  1. Kritikus menganggap Maria “terlalu muda”

Ketika patung itu selesai tahun 1499, para kritikus mengatakan bahwa Maria terlihat sangat anggun tetapi terlalu muda untuk seorang wanita yang merupakan ibu dari seorang pria berusia 33 tahun. Menurut laporan, Michelangelo sendiri membela pilihan desainnya dalam biografinya: “Tidak tahukah kalian, bahwa perempuan yang suci tetap segar lebih daripada yang tidak suci?”

  1. Pietà hampir hancur

Hari Minggu Pentakosta tahun 1972, Laszlo Toth, seorang pria Hongaria yang terganggu mentalnya, melompati pagar Basilika Santo Petrus dan menyerang Pietà dengan sangat marah. Dia memukul patung itu dengan palu sambil berteriak, “Aku Yesus Kristus; Aku telah bangkit dari mati!” Sebelum dihentikan oleh petugas keamanan, Toth bisa membuat 15 benturan pada patung itu dan menjatuhkan lengan kiri Maria, ujung hidung serta pipinya. Patung itu telah diperbaiki dengan mulus. (PEN@ Katolik/pcp berdasarkan tulisan V. M. Traverso/Aleteia)

 

Foto Juan M Romero
Foto Juan M Romero

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini