(Renungan berdasarkan Injil Hari Raya Pembaptisan Tuhan [A], 12 Januari 2020: Mat 3: 13-17)
Satu pertanyaan yang selalu membingungkan para pembaca Kitab Suci adalah mengapa Yesus harus dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis? Yohanes sendiri menyatakan bahwa baptisannya adalah tanda pertobatan. Mereka yang dibaptiskan oleh Yohanes harus terlebih dahulu mengakui keberdosaan dan ketidaklayakan mereka, dan baptisan air menjadi tanda nyata berpaling dari dosa dan memulai kehidupan yang baru dan lebih baik. Namun, kita semua tahu bahwa Yesus tidak berdosa [lih. Ibr 4:15; 1 Pet 2:22]. Apakah ini berarti Yesus berdosa? Apakah Yohanes Pembaptis lebih besar dari Yesus?
Injil Matius telah menunjukkan dengan jelas bahwa Yohanes Pembaptis tidak layak untuk membaptiskan Yesus dan dialah yang membutuhkan baptisan Yesus. Namun, Yesus sendiri yang bersikeras untuk dibaptiskan oleh Yohanes. Mengapa? Yesus memberi tahu Yohanes, “untuk menggenapi semua kebenaran.” Kata-kata Yesus ini tentu sulit untuk dipahami, dan banyak teolog muncul dengan tafsiran yang berbeda untuk memahami tindakan dan kata-kata Yesus dalam baptisan ini.
Santo Agustinus dari Hippo, salah seorang Bapa Gereja terbesar, mengatakan kepada kita dalam khotbahnya, “Juruselamat ingin dibaptis bukan agar Dia sendiri dapat dibersihkan, tetapi untuk menyucikan air bagi kita.” Santo Agustinus menunjuk kepada kita bahwa Yesus memasuki air untuk mempersiapkan Sakramen Baptis sehingga setiap orang yang dibaptis dalam nama Tritunggal akan menerima rahmat pengampunan dan kehidupan baru. Sementara itu Katekismus Gereja Katolik mencatat bahwa penyerahan Yesus kepada baptisan Yohanes adalah tindakan pengosongan diri [CCC 1224].
Namun, Paus Emeritus Benediktus XVI telah mengungkap beberapa yang menarik dalam bukunya, Jesus of Nazareth, bahwa Yesus menerapkan kata “baptisan” juga untuk Sengsara, Kematian, dan Kebangkitan-Nya [lihat Mrk 10:38; Luk 12:50]. Dari sini, kita menemukan bahwa keinginan Yesus untuk dibaptiskan oleh Yohanes karena pembaptisan Yesus menjadi tindakan simbolis dari Salib-Nya. Sebagaimana Yesus perlu dibaptis, maka Ia perlu melalui penderitaan dan kematian untuk mencapai kebangkitan dan membawa keselamatan bagi semua. Dari saat pembaptisan di sungai Yordan, Yesus telah menginjakkan kaki menuju Kalvari.
Jadi, apa arti semua diskusi alkitabiah dan teologis bagi kita? Semakin dalam kita mengerti arti Pembaptisan Tuhan, kita juga akan semakin dalam mengerti arti pembaptisan kita juga. Jika baptisan berarti jalan Salib-Nya, maka kita semua yang telah dibaptis, baik saat bayi atau dewasa, akan ambil bagian dalam salib Yesus. Kita beruntung bahwa kita hidup dengan nyaman sebagai umat Kristiani, tetapi bagi banyak orang, menjadi umat Kristiani berarti mengalami diskriminasi, penganiayaan, dan bahkan kematian. Ini mungkin mengejutkan, tetapi umat Kristiani tetap menjadi orang yang paling teraniaya di dunia. Bagi kita yang lebih beruntung, kita dapat memanifestasikan baptisan kita dengan hidup secara otentik sebagai murid Kristus: menjadi jujur meskipun ada kemungkinan kehilangan keuntungan duniawi, untuk terus mengasihi di tengah banyak penderitaan, dan untuk menjadi rendah hati meskipun hidup tanpa ketenaran.
Pastor Valentinus Bayuhadi Ruseno OP