Sebagai alumni Seminari Menengah Nyarumkop (1962-1969), Mgr Agustinus Agus menegaskan dia tidak lupa alma mater, Persekolahan Katolik Nyarumkop (PKN), yang menempanya menjadi imam bahkan uskup agung. Maka, ketika diminta oleh Duta Vatikan waktu itu Mgr Antonio Guide Filipasi untuk menulis tantangan dan perkembangan reksa pastoral Keuskupan Agung Pontianak (KAP), sebelum ditunjuk menjadi Uskup Agung Pontianak, “saya menulis 22 item prioritas, salah satunya bagaimana membangun kembali PKN agar bisa bangkit kembali menjadi sekolah berkualitas.”
Mgr Agus berbicara dalam sambutan pada acara Penyerahan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik di halaman SMA Seminari Santo Paulus Nyarumkop 14 Desember 2019. “Agar institusi tidak statis melainkan dinamis menghadapi perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, diperlukan perubahan, kalau tidak, bisa dipastikan usia organisasi atau institusi tidak akan bertahan lama.”
Usaha indah hanya bisa tercapai jika yayasan, kepala sekolah, para guru, staf dan karyawan mengetahui tugas, fungsi dan tanggung jawab masing-masing, kata Mgr Agus dalam acara bertajuk “Membangun Seminari – SMA Santo Paulus Nyarumkop yang Berkualitas dan Hebat” itu, seraya menegaskan, “Saya optimis Persekolahan Katolik Nyarumkop bisa bangkit kembali menjadi sekolah yang berkualitas.”
Menurut panitia, itulah pertama penyerahan laporan setiap akhir semester dengan mengundang orang tua murid dan segenap civitas academica PKN, yang terdiri dari TK Santa Lucia, SD Santa Clara, SMP Santo Aloysius Gonzaga, SMA Seminari Santo Paulus, dan Topang (Tahun Orientasi Panggilan). Seluruh sekolah yang berada di bawah naungan KAP itu berada dalam satu kompleks persekolahan di Singkawang, Kalbar.
Menurut Camat Singkawang Timur, Philipus, sejak didirikan oleh misionaris Ordo Kapusin asal Belanda tahun 1916, persekolahan dengan moto “Non schola sed vitae discimus” itu telah banyak menghasilkan lulusan terbaik yang kini menjadi pimpinan di masyarakat, baik sebagai uskup, imam, biarawan dan biarawati, pengusaha maupun pejabat pemerintah.
Pembina Komite Sekolah SMA Seminari Nyarumkop yang juga perwakilan orang tua murid itu berharap kegiatan itu jadi barometer untuk bersama-sama memajukan PKN. “Sebagai orang tua murid, selama ini kita hanya bayar uang sekolah, tetapi tidak melihat kewajiban lain yang sangat penting. Komite ini untuk mengontrol sekaligus mengevaluasi sekolah. Inilah salah satu kontribusi kita,” kata alumni SMA Seminari Nyarumkop itu.
Menurut Kepala Sekolah SMA Seminari Nyarumkop Suster Agnes Saragih SFD, mutu pendidik, pelayanan administratif, dan kerjasama perlu dijaga dengan meningkatkan kultur belajar yang kuat. “Ada dua terobosan untuk menggebrak mutu akademis siswa dan siswi yakni, memberikan les Bahasa Inggris dan penggunaan sistem penilaian akademik e-Rapor mulai semester berikut, guna mempermudah guru melaksanakan penilaian akuntabel tanpa bertentangan dengan panduan penilaian,” kata suster itu.
Di penghujung acara, panitia memberikan Beasiswa Leadership (Kepemimpinan), Beasiswa Karakter (Kepribadian Baik), dan Beasiswa Bahasa Inggris.
Penerima Beasiswa Bahasa Inggris, Febriano Pangkadow Paliyas, mengatakan, beasiswa yang diterimanya merupakan hasil perjuangan yang menuntut kerja keras, kedisiplinan dan keseriusan dalam belajar. “Keseriusan belajar menjadi komitmen saya ketika masuk seminari ini. Maka, kini saya menerima beasiswa ini yang tentunya bisa membanggakan orang tua,” kata Febriano.
Acara itu diawali Misa Syukur di Gereja Santa Maria Persekolahan Katolik Nyarumkop yang dihadiri segenap civitas academica, orang tua murid, pejabat pemerintah setempat, dan kaum awam yang tergabung dalam Gerakan Orang Tua Asuh Untuk Seminari (GOTAUS).
Misa yang dipimpin Mgr Agus itu didampingi konselebran Vikjen KAP Pastor William Chang OFMCap, Ketua Yayasan PKN Pastor Heribertus Samuel OFMCap, Rektor Seminari Menengah Nyarumkop Pastor Lorenzo Helli OFMCap, Pembimbing Rohani Seminari Pastor Thomas Salimun Sarjumunarsa SJ, Sekretaris Seminari Pastor Tjhen Hendra Pr, dan Diakon Frederikus Firminus OFMCap.(PEN@ Katolik Suster Maria Seba SFIC)