Home KEGEREJAAN Gereja Katolik akan laksanakan Konferensi Sekolah Katolik di bulan Januari 2020

Gereja Katolik akan laksanakan Konferensi Sekolah Katolik di bulan Januari 2020

5
Ketua Komdik KWI Mgr Edwaldus Martinus Sedu selesai memotong tumpeng
Ketua Komdik KWI Mgr Edwaldus Martinus Sedu selesai memotong tumpeng

Sekolah kini terdampak oleh perubahan yang begitu cepat, sehingga diperlukan inovasi di jaman perubahan ini, serta langkah bersama sekolah dan yayasan guna memahami situasi global, khususnya Indonesia dan lokal di bidang pendidikan, memahami konsep inovasi terkini dan praktek inovasi yang sudah dilakukan, serta mengetahui konsep jejaring dan support yang tersedia dan bisa cocok untuk sekolah peserta.

Untuk itu, Komisi Pendidikan (Komdik) KWI, Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK), Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dan Yayasan Terang Garam (Tegar) menetapkan akan melaksanakan Konferensi Sekolah Katolik Unggul tanggal 10-12 Januari 2020 dengan tema “Sekolah Katolik Unggul untuk Bangsa Bermartabat.”

Peluncuran Konferensi Sekolah Katolik Indonesia itu telah dilaksanakan di Aula Kolese Kanisius, Jakarta, 14 November 2019, yang ditandai dengan pemotongan tumpeng serta masukan dari Ketua Komisi Pendidikan KWI Mgr Edwaldus Martinus Sedu, Ketua MNPK Pastor Darmin Mbula OFM, Rektor Universitas Sanata Dharma Johanes Eka Priyatma, dan Ketua Yayasan Tegar Ferry Doringin.

Konferensi dalam rangka mendukung visi pemerintah yang ingin memberi fokus lebih besar pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) itu, kata Ferry Doringin kepada PEN@ Katolik, bertujuan membuat “rumusan peluang dan tantangan sekolah Katolik, rumusan konsep inovasi sekolah Katolik, dan rumusan contoh-contoh inovasi sekolah Katolik, serta mengajak sekolah-sekolah Katolik terlibat dalam jejaring untuk berkembang bersama.”

Menurut rencana konferensi dengan keynote speaker Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim itu akan membicarakan “Konteks Pendidikan Dewasa Ini” dengan materi “Pendidikan Katolik Unggul pada Jaman MO” (Rhenald Kasali), “Konteks Pendidikan Katolik Indonesia” (Pastor Gandhi Hartono SJ), “Peluang dan Tantangan Pendidikan Indonesia” (Pastor Darmin Mbula OFM), “Kondisi Lapangan: Kajian Sekolah Kanisius di KAS” (Yohanes Harsoyo).

Konsep Inovasi Pendidikan di Era Generasi 4.0 akan membicarakan “Fondasi Pendidikan Katolik Unggul (Belajar dari pengalaman Singapura)” (Pastor Adrian Denker SJ), “Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran” (Anita Lie), “Inovasi SDM” (T. Sarkim), “Inovasi Tata Kelola” (Pastor Rafael Tanod), sedangkan “Contoh Inovasi Sekolah dan Guru” akan menampilkan “Inovasi Sekolah Dell” (Inggriany Liem), “Inovasi Sekolah Mangunan” (CB Mulyatno), “Inovasi di SMA Seminari Mertoyudan” (Antonius Sulistiyono), dan Inovasi di SMA Santa Maria Surabaya (Martinus Eko Nugroho).

Konferensi yang akan dilaksanakan di Universitas Sanata Darma, Yogyakarta, itu rencana akan dihadiri 400 pelaku pendidikan Katolik di Indonesia, khususnya pimpinan yayasan persekolahan Katolik di Indonesia, kepala sekolah atau pimpinan sekolah, serta guru-guru yang diharapkan bisa membuat perubahan di sekolah.

Karena konsep kegiatan itu adalah konferensi, jelas Ferry Doringin, maka akan ada follow-up kegiatan, akan tercipta kolaborasi dan terbangun “Jaringan Digital Sekolah Katolik” atau Portal Belajar Bersama, dan Program Pendampingan Berkelanjutan.

“Jelasnya, akan dibuat platform pembelajaran bersama, mengikutsertakan siapa saja untuk terlibat membuat konten, menyiapkan tim pembuat konten, dan perawatan platform. Selain itu akan dibuat Renstra Tata Kelola Professional and Character Development, Curriculum Development serta Pembelajaran Aktif dan Menyenangkan,” kata Ferry Doringin.(PEN@ Katolik/paul c pati)

 

5 KOMENTAR

  1. Untuk bisa ikut konferensi daftarnya dimana dan syaratnya apa saja. Saya termasuk penyelenggara pendidikan katolik di pedalaman Papua. Mohon informasi . Sekolah yg saya dirikan sejak 16 tahun lalu di Kampung Tofoi.

  2. Kegiatan ini sangat baik sehingga untuk menyetarakan / menyamakan persepsi semua persekolahan Katolik seluruh Indonesia maka perlu panitia menyurati semua keuskupan untuk mengirim utusan/perwakilan masing2 sekolah ( Kepsek ) bukannya ketua yayasan dalam keuskupannya untuk mengikuti kegiatan tersebut

  3. Program yang sangat luar biasa
    Sebelum yg lain membuat trobosan kita sdh melaksanannya.Namun jika di ijinkan kami pihak sekolah kecil dapat diikut sertakan dalam konfrensi tersebut.

  4. Syukur kepada Tuhan terjadi program.yg sangat baik, Tuhan kiranya memberkati sehingga nantinya bisa berlangsung dengan baik dan sukses. Salam pencerdasan

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version