Paus dalam Doa Angelus: Sinode Amazon “bertolaklah ke tempat yang dalam”

0
1504
Paus Fransiskus melambaikan tangan kepada umat beriman di Lapangan Santo Petrus  (Vatican Media)
Paus Fransiskus melambaikan tangan kepada umat beriman di Lapangan Santo Petrus (Vatican Media)

Sebelum mendoakan doa Angelus di hari Minggu 27 Oktober 2019, Paus Fransiskus mengomentari pembacaan dalam Misa penutup Pertemuan Khusus Sinode Uskup-Uskup Wilayah Pan-Amazon, dan bagaimana hubungannya dengan Sinode itu sendiri. Sinode Amazon sudah ditutup dengan Misa di Basilika Santo Petrus di pagi hari itu.

Bacaan pertama, dari Kitab Sirakh, kata Paus, mengingatkan kita tentang titik awal perjalanan Sinode. Doa orang miskin yang “akan menembusi awan” karena “Allah mendengar doa orang yang terjepit.”

“Jeritan orang miskin, bersama tangisan bumi, datang kepada kita dari Amazon,” kata Paus. Setelah tiga minggu Sinode ini, “kita tidak bisa berpura-pura tidak mendengarnya,” dan kita tidak bisa tetap acuh tak acuh, kata Paus.

Selanjutnya Paus menggambarkan Sinode itu sendiri sebagai “berjalan bersama, dengan dihibur oleh keberanian dan penghiburan yang datang dari Tuhan.” Sinode itu adalah waktu mendengarkan dan melayani dengan tulus, kata Paus, “seraya mengalami keindahan bergerak maju bersama.”

Dalam bacaan kedua, Santo Paulus menyatakan keinginan terakhirnya: bukan sesuatu untuk dirinya sendiri tetapi untuk Injil, “sehingga bisa diberitakan kepada semua orang.” Ini lebih dulu dan lebih penting dari segalanya, kata Paus.

Sinode bertanya bagaimana membuka jalan baru pewartaan Injil. Hanya yang kita jalani yang bisa kita wartakan, kata Paus. Untuk hidup sesuai Injil, “kita harus melampaui diri kita sendiri.”

Sinode diilhami untuk pergi ke tempat yang dalam, lanjut Paus, “untuk meninggalkan pelabuhan kita yang aman,” dan memasuki “laut terbuka tempat Roh Kudus mengajak kita melemparkan jala kita.”

Paus mengakhiri komentar dengan memohon kepada Bunda Maria sebagai Ratu Amazon. Dia “menginkulturasikan” dirinya sendiri, kata Paus, dan dengan “keberanian rendah hati seorang Ibu (Bunda Allah), dia jadi pelindung anak-anaknya, pembela kaum tertindas.”

Kepadanya, kata Paus, kita percayakan anak-anaknya yang paling miskin serta rumah kita bersama.(PEN@ Katolik/pcp berdasarkan Vatican News)

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here