Sabtu, November 2, 2024
25.2 C
Jakarta

Uskup Manado mengajak Wanita Katolik RI untuk bertolak ke tempat yang dalam

Uskup Manado Mgr Rolly Untu MSC memukul tetengkoran untuk membuka Konferda WEKRI Sulut (PEN@ Katolik/af)
Uskup Manado Mgr Rolly Untu MSC memukul tetengkoran untuk membuka Konferda WEKRI Sulut (PEN@ Katolik/af)

Uskup Manado Mgr Benedictus Estepahnus Rolly Untu MSC meminta kepada para anggota Wanita Katolik RI untuk “duc in altum” (bertolak ke tempat lebih dalam) dan bekerjasama dengan berpedoman pada 1Kor 12:12-28 dan Luk 5:1-11.

Tapi “dari mana kita bertolak lebih dalam?” tanya Mgr Rolly. “Mari kita start, mulai berjalan secara baru lagi, dari Yesus Kristus!” Dan untuk itu, kata uskup, diperlukan belas kasih, kepedulian, kepekaan, rendah hati serta kerjasama. Tentang kerja sama, lanjut Mgr Rolly, “diperlukan kerjasama dari kita semua, bukan hanya pemimpin. Kalau kita bekerjasama, bekerja tim, bukan hanya tim prong (pajangan), banyak yang bisa dibuat.”

Mgr Rolly berbicara dalam homili Misa Pembukaan Konferensi Daerah (Konferda) WKRI Sulawesi Utara di sebuah hotel di Tateli, 18 Oktober 2019. Konferda hingga 20 Oktober itu bertema “Wanita Katolik RI Sulawesi Utara Berperan Aktif Memperjuangkan Kualitas Sumber Daya Manusia demi Kesejahteraan Masyarakat yang Berkualitas.”

Sebanyak 132 utusan dari 46 cabang (Sulut memiliki 53 cabang) serta dua utusan DPP WKRI memilih Meity Rampengan sebagai Ketua Presidium baru Wanita Katolik RI Sulut dan Neltje Eman serta Telly Kapoh, masing-masing sebagai Presidium 1 dan Presidium 2.

Menurut Mgr Rolly ada tiga hal diperlukan oleh anggota WKRI Sulut, yaitu cakap (bukan hanya cantik tapi terampil dan bekerja), penuh amal dan memberi, serta pendoa. “Tuhan menyelamatkan kita dan membutuhkan orang yang cakap, orang yang memberi diri dan berdoa,” kata uskup.

Setelah Misa dengan konselebran Uskup Emeritus Josef Suwatan MSC dan Penasehat Rohani WKRI Sulut Pastor John Montolalu Pr dan beberapa imam lainnya, Mgr Rolly yang memimpin Misa memukul tetengkoren (alat komunikasi tradisional Minahasa yang terbuat dari bambu) sebagai tanda dimulainya konferda.

Saat pembukaan, peserta mendengarkan sambutan tertulis Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey yang minta Gereja semakin mempertajam peran sebagai garam dan terang bagi dunia di tengah semakin derasnya arus perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat global zaman ini. “Ini akan sanggup diwujudkan jika Gereja terus-menerus menyatukan kesaksiannya di semua bidang kehidupan,” kata gubernur seraya mengajak WKRI berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bertanah air terutama dalam kehidupan keluarga.

Sebagai istri, kata gubernur, seperti dibacakan oleh Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setdaprov Sulut Edwin Kindangen, sosok WKRI diharapkan bisa menjadi mahkota suami, memberikan topangan bagi suami dalam menjalankan perannya sebagai kepala keluarga serta menaruh kepercayaan terhadap suaminya dalam kehidupan berumah tangga.

Sebagai ibu, kiranya WKRI menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya dan senantiasa hidup sebagai orang-orang beribadah, cakap mengajarkan hal-hal yang baik, bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangga serta baik hati dan taat pada suami, lanjut gubernur.

Sebagai wanita bekerja, gubernur berharap WKRI menjadi pelita di tempat kerjanya, memancarkan inner dan outer beauty dalam aktivitas keseharian sehingga bersama-sama pemerintah, WKRI dapat menyumbangkan karya dan daya upaya dalam memberikan kontribusi aktifnya bagi pembangunan daerah dan bangsa serta terwujudnya Sulut yang berdedikasi dalam ekonomi, berdaulat dalam politik, dan berkepribadian dalam budaya.(PEN@ Katolik/A. Ferka)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini