Ella Frech berhasil mengatasi rintangan besar untuk menjadi atlet seperti sekarang, dengan sedikit bantuan dari keluarga dan keyakinannya. Pada usia 15 tahun, banyak orang tertarik melihat kehebatannya di arena skating, di taman-taman sekitar Dallas.
Dua tahun lalu, Frech menjadi juara dunia WCMX wanita untuk skating kursi roda. Dia mengalahkan atlet berpengalaman berusia 20-an dan 30-an. Orang-orang terkesan dengan kemampuannya berbalik dan berputar menantang maut. Semua langkah berani atau benar-benar gila ini menunjukkan keterampilan yang hebat, namun sikap Frech terhadap hidupnya dan hubungannya dengan Tuhanlah lebih mengesankan.
Sebagai anak keempat dari keluarga dengan delapan anak, sebelum berusia sembilan tahun, Frech cukup mahir main sepak bola dan menari balet. Kemudian, karena efek obat untuk rheumatoid arthritis yang dideritanya sejak tujuh tahun, Frech mengembangkan sindrom Guillain-Barre, yang akhirnya menyebabkan kelemahan otot dan kerusakan saraf. Akibatnya, dia perlu kursi roda, seperti dilaporkan dalam ESPN.
Banyak masa sulit bagi Frech dan keluarganya, namun skater muda itu kini menemukan tempat yang pas dalam olahraga yang membutuhkan keberanian dan keyakinan itu. Keberanian inilah yang ibu Frech, Rebecca, juga terapkan dalam memberi kehidupan terbaik bagi anak perempuannya yang atletis.
Ketika bertemu atlet adaptif, Angel Gonzalez, pada kompetisi cross-fit enam tahun lalu, Rebecca meminta kepadanya inspirasi untuk membantu putrinya. Jawaban Gonzalez adalah atletik adaptif. Gonzalez yang kini menjadi teman keluarganya mengatakan kepada Frech, “Selalu ada rintangan dan tidak semuanya bisa diakses” bagi para atlet kursi roda, tetapi itu tidak menghentikan mantan juara dunia dan ibunya.
Berkat dedikasi Rebecca, Frech bisa pergi ke taman skate yang lebih mudah diakses untuk mereka yang menggunakan kursi roda. Dia berlatih keras di bagian atas tubuhnya untuk bisa kuat melakukan gerakan-gerakan kejuaraan itu. Yang juga mengesankan adalah, meskipun menemukan olahraga yang dia kuasai dan cintai, Frech masih harus minta waktu berhenti sebentar karena rasa sakit luar biasa yang mendadak terjadi di persendiannya, tapi dia tetap tidak tampak mengeluh.
Tapi, tahun 2018 dia cuti untuk mempersiapkan penerimaan Sakramen Penguatan. “Saya suka skating, tetapi Tuhan lebih penting daripada skating. Saya bisa menang lagi tahun depan,” kata Frech yang sekarang bersiap untuk kembali. Tentang rencana merebut kembali gelar juara tahun 2020, ia hanya menyatakan, “Semua menyakitkan tetapi Anda bisa duduk mengeluh rasa sakit atau diam dan main.” (PEN@ Katolik/pcp berdasarkan tulisan Cerith Gardiner/Aleteia)