Ketika masih frater, Pastor Chrisanctus Paschalis Saturnus Pr mengalami sakit dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Sint Carolus Jakarta. Banyak yang datang berkunjung, antara lain anggota Komunitas Kasih Tuhan (KKT) yang aktif melakukan pelayanan di lembaga pemasyarakatan (lapas) untuk merayakan Misa bersama warga binaan. Mereka pun mengajaknya mengikuti pelayanan di lapas.
Ternyata, kegiatan KKT yang setia mengunjungi para warga binaan di berbagai lapas di Jakarta “sangat memberikan inspirasi buat saya dalam melakukan tugas sebagai imam di Batam. Di sana, saya pun mengunjungi warga binaan di lapas,” cerita Pastor Pascal dalam homili Misa 10 Tahun Kehadiran Komunitas Kasih Tuhan Jakarta di Aula Paroki Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta.
Misa 7 September 2019 itu dipimpin oleh Kepala Paroki Katedral Pastor Albertus Hani Hartoko SJ dengan sembilan imam konselebran dan dihadiri sekitar 400 orang termasuk pendiri dan ketua KKT Windy Silviana, ketua Yayasan KKT Vincensius Amin Sutanto, dan para pengurus KKT Keuskupan Agung Medan.
Cerita lain disampaikan Kepala Paroki Kumetiran, Yogyakarta, Pastor Yohanes Dwi Harsanto Pr tentang pengalaman pertama bertemu dengan pendiri KKT, Windy Silviana. Suatu ketika tahun 2009, pendiri KKT Windy Silviana datang ke rumah para imam diosesan Indonesia (Unindo) di Jakarta hendak menemui seorang pastor, dan tiba-tiba ia bercerita kepadanya tentang pelayanan KKT ke lapas.
Ibu itu bukan saja mengajak Pastor Santo untuk ikut pelayanan, melainkan memintanya menjadi moderator KKT sejak 2009 hingga 2012. Dalam kunjungan ke lapas, imam itu mengaku tidak hanya memimpin Misa tapi memberikan peneguhan dan pengalaman pembelajaran dalam kehidupan.
Menurut Pastor Hani, karya KKT selama sepuluh tahun merupakan tanda bahwa Allah sungguh hadir dalam KKT “untuk memberikan harapan masa depan bagi warga binaan di Cipinang dan tempat lain.”
KKT dibentuk tahun 2009 oleh pasutri Windy Silviana-Soegiarto dari Paroki Kelapa Gading Jakarta dengan fokus pelayanan pada Misa di lapas karena saat itu pelayanan itu tidak ada di lapas.
Hari ulang tahun itu diwarnai berbagai sharing pelayanan di lapas. Pastor Jimmy Hendrik Rance Tnomat OFM menceritakan, sejak Agustus lalu ia dihubungi Provinsial OFM untuk menerima tugas sebagai moderator KKT. “Saya tidak menolak tugas tersebut melainkan menerimanya dengan sukacita,” katanya.
Mantan warga binaan kasus narkoba di Cipinang bernama Yoel Justin mengaku mengalami banyak pengalaman kasih Allah yang diwujudkan oleh anggota KKT di lapas, dan “kini kasih Allah itu saya coba mewujudkan dalam kehidupan setiap hari.”
Sekretaris Jenderal Keuskupan Medan Pastor Salestinus Manalu OFMCap mengatakan, dia ke lapas memberi beragam keterampilan kepada warga binaan untuk dapat melanjutkan kehidupan saat menjalani masa hukuman. Dia mengenal KKT dua tahun lalu. “Waktu itu datang anggota KKT dari KAJ menawarkan pembentukan KKT di sana. Gayung pun bersambut. Uskup merestui dan menugaskan saya sebagai moderator. Tanpa menunggu lama KKT Medan terbentuk dan pelayanan pun dilakukan di lapas Medan hingga kini.”
Windy Silviana menjelaskan rencana untuk membangun “KKT Center” bagi warga binaan yang telah selesai menjalani hukuman. “Jika keluarga dan masyarakat tidak menerima mereka maka tempat ini mereka gunakan untuk mengasah keterampilan untuk melanjutkan hidup mereka,” katanya. (PEN@ Katolik/Konradus R Mangu)