Tema Konferensi Studi Regional (KSR) dan Seminar Nasional Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Santo Thomas Aquinas Komisariat Daerah (Komda) Regio Papua pertama yang digelar di Merauke mengarahkan semua pihak untuk melihat kekayaan alam Papua yang kini menjadi isu global dan kearifan lokal.
Bupati Merauke Frederikus Gebze mengatakan itu saat membuka KSR dan Seminar Nasional PMKRI bertema “Manusia dan Kekayaan Alam Papua: Pertaruhan Kepentingan Global versus Kearifan Lokal” yang dilaksanakan di Auditorium Kantor Bupati Merauke, 9 September 2019, dan diikuti peserta dari lima cabang PMKRI yang ada di regional Papua, yakni Merauke, Jayapura, Jayawijaya, Timika dan Nabire.
Bupati berharap forum itu menentukan langkah penanganan dengan membentuk satu pola melalui kajian empiris, ilmiah atau akademis yang menghasilkan tujuan-tujuan ke depan. “Yang terpenting adalah secara internal organisasi harus dapat melihat situasi dan kondisi ini serta menentukan langkah dan tindakan untuk menyikapi.”
Bupati meminta agar catatan-catatan yang dilahirkan konferensi itu diperbandingkan lewat studi empiris sejauh mana sudah dilakukan oleh pemerintah daerah, lembaga kajian pendidikan, dan organisasi yang ada.
Menurut Ketua PMKRI Cabang Merauke, Epifianus Faot, KSR merupakan jenjang pendidikan formal di PMKRI yang ada dalam silabus pembinaan nasional. Dalam KSR kali ini, katanya, “banyak yang harus disampaikan dan dibuat oleh PMKRI, sehingga tema itu bukan diusung tanpa alasan, tetapi ada hal yang kemudian harus disampaikan kepada pemerintah daerah, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Ini yang kemudian menjadi analisis kita.”
KSR dilaksanakan pertama di Merauke sejak hadirnya PMKRI tahun 1996. “Kegiatan ini bisa terlaksana atas dukungan pemerintah daerah dan para senior, pengurus pusat dan para ketua cabang se-Regio Papua. Banyak harapan dititipkan kepada kita pada momentum ini. Sebagai pemuda yang ada di sini hendaknya kita memberi sumbangsih pemikiran, karena perkembangan Papua, khususnya Merauke ada di pundak kita masing-masing.”
Ditegaskan, pemuda adalah harapan yang kemudian akan memegang kendali, “sehingga kita yang ada pada kesempatan ini hendaknya terus berproses dan bersinergi untuk bisa mengembangkan sumber daya manusia Papua pada umumnya dan Merauke khususnya.”
Ketua Panitia Susana Kandaimu menegaskan, KSR wilayah Papua adalah forum intelektual ilmiah anggota PMKRI dari lima cabang yang ada. “KSR akan mengkaji isu strategis yang terjadi di wilayah Papua melalui diskusi guna mencari akar masalah dan dampaknya guna menghasilkan solusi dan rekomendasi untuk disampaikan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke.”
Selain menjalin persaudaraan antara anggota PMKRI se-Regio Papua, tujuan KRS, lanjut Susana, adalah melaksanakan pendidikan formal berjenjang, meningkatkan intelektualitas kader, mengasah daya kritis kader melalui diskusi ilmiah tentang isu sosial di masyarakat, dan mengkaji serta menemukan solusi untuk menjawab masalah di tingkat regional. (PEN@ Katolik/Yakobus Maturbongs)