Wartawan dan editor dari berbagai publikasi Gereja di Asia bekerja sama melawan berita hoax (palsu) dan memperkuat upaya evangelisasi melalui media dalam konferensi yang diselenggarakan oleh SIGNIS Asia di Kuala Lumpur, 14-16 Agustus 2019. Dalam pertemuan itu, peserta berupaya meningkatkan kerja sama regional dan pelatihan reguler tentang jurnalisme Katolik. Dalam pernyataan pasca-pertemuan itu, para jurnalis tidak memberikan solusi untuk berita palsu tetapi mengatakan bahwa mereka bisa melakukan sesuatu berkaitan dengan pelaporan sesat tentang Gereja dan lembaga-lembaganya. “Kami membenci sensasionalisme dan berita palsu dan kami bertekad mematuhi nilai-nilai Injil tentang kebenaran, kejujuran, dan transparansi dalam pelayanan kami,” tulis pernyataan mereka. “Kami akan berusaha membela dan bersama Gereja menjunjung tinggi kebaikan yang lebih besar, terutama meningkatkan keadilan dan pelayanan bagi orang miskin,” lanjut mereka. Pertemuan bertema “Jurnalisme Perdamaian dalam Budaya Viral” itu dihadiri 18 wartawan dari Filipina, Bangladesh, India, Pakistan, Sri Lanka, Korea, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Para pembicara pertemuan itu antara lain Presiden SIGNIS se-Dunia Helen Osman dan Direktur Eksekutif Union of Catholic Asia News Dr Peter Rachada Monthienvichienchai, serta Pastor Pakkam Michael Harris dari Dikasteri Vatikan untuk Komunikasi dan Pastor Paul Samasumo dari Radio Vatikan. (PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan laporan CBCPNEWS)