Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik (pesparani) bukan ajang persaingan, melainkan ajang peningkatan mutu iman dan peningkatan kualitas kerohanian umat Allah, maka “Saya berterima kasih kepada penggagas, ketua panitia, Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Daerah (LP3KD) dan semua pihak yang turut menggarisbawahi bahwa ini bukan ajang persaingan atau permusuhan, tetapi ajang orang-orang beriman yang berpartisipasi untuk menunjukkan bahwa kekayaan Gereja Katolik itu sangat besar.”
Uskup Agung Merauke Mgr Nicholaus Adi Seputra MSC berbicara dalam sambutan penutupan Pesparani II Tingkat Kabupaten Merauke di Auditorium Kantor Bupati Merauke, 13 Juli 2019. Pesparani yang dimulai 11 Juli itu diikuti oleh paroki-paroki yang berada di wilayah Kabupaten Merauke.
Pesparani, menurut uskup agung itu, adalah juga ajang apresiasi dan penghargaan kepada anak-anak, remaja maupun orang muda untuk menjadi penerus Gereja di masa depan. Oleh karena itu, “dalam pelayanan sebenarnya tak ada kata pensiun. Yang ada hanyalah menyerahkan tongkat estafet dengan suka cita kepada generasi berikutnya.”
Mgr Adi Seputra juga berharap ajang itu tidak menjadi ajang politik. “Tidak ada demo-demo. Selesai pesta ini kita tetap bersaudara. Selamat menjunjung tinggi sportifitas, selamat menjunjung tinggi persaudaraan. Sukses ini adalah sukses kita semua. Kekurangan ini adalah kekurangan kita semua,” kata uskup.
Pesparani II Tingkat Kabupaten Merauke melombakan Paduan Suara Dewasa Campuran, Paduan Suara Anak Remaja, Menyanyikan Mazmur, Cerdas Cermat Rohani dan Bertutur Kitab Suci.
Menurut Asisten I Sekda Merauke Bidang Pemerintahan Agustinus Joko Guritno, pesparani merupakan pembinaan iman bagi umat Katolik dan upaya umat Katolik dalam berpartisipasi membangun daerah. “Untuk tahun depan saya harap dilaksanakan sebaik mungkin dan disinergikan dengan program pemerintah.”
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Merauke Gabriel Rettobjaan berharap dengan pesparani, paduan suara di masing-masing paroki, semakin tumbuh dan menjamur sampai ke lingkungan-lingkungan. “Ini tugas peserta perlombaan untuk melahirkan paduan-paduan suara yang baru di paroki masing-masing,” katanya.
Ketua LP3KD Yoseph Gebze berharap, paroki yang memiliki kemampuan lebih dalam paduan suara menjadi pendorong bagi paroki belum menampakkan diri. “Seluruh proses yang sudah kita lalui, harus berbuah. Yang kuat mengangkat yang lemah dan seterusnya,” harap Yoseph seraya menegaskan bahwa pesparani itu adalah ajang untuk persiapan pesparani tingkat provinsi Papua.
“Mudah-mudahan Kabupaten Merauke bisa mengirim wakil Provinsi Papua ke ajang tingkat nasional. Mari kita menjaga dan menggali potensi-potensi yang ada,” kata Yoseph dalam sambutannya. (PEN@ Katolik/Yakobus Maturbongs)