Seorang imam Filipina bahkan seorang Asia pertama terpilih sebagai pemimpin atau Master Jenderal yang baru dari Ordo Dominikan (Ordo Pewarta, OP) sedunia dalam Kapitel Umum yang sedang berlangsung di Biên Hoà, Vietnam.
Sabtu, 13 Juli 2019, Pastor Gerard Francisco Timoner III terpilih menggantikan Pastor Bruno Cadorè OP asal Prancis untuk masa bakti sembilan tahun mendatang. Imam itu menjadi penerus ke-87 dari Dominic de Guzman (Santo Dominikus), pendiri Ordo Pewarta, atau Master Jendral ke-88.
Sebelumnya Pastor Timoner pernah menjadi Provinsial OP Provinsi Filipina dan saat dipilih bertugas sebagai sosius atau asisten Master Jendral untuk Asia dan Pasifik, dan tahun 2014 diangkat oleh Paus Fransiskus sebagai anggota Komisi Teologi Internasional, sebuah badan Vatikan yang beranggotakan 30 orang yang bertugas memeriksa persoalan-persoalan terkait masalah doktrinal.
Pastor Timoner, warga asli Daet di Provinsi Camarines Norte, Filipina, lahir tanggal 26 Januari 1968, meraih gelar filsafat dari Pusat Studi Internasional Filipina dan teologi dari Universitas Santo Tomas (UST) Manila, tempat dia ditahbiskan imam tahun 1995.
Tahun 2004, Pastor Timoner menyelesaikan lisensi dalam teologi suci di Universitas Katolik Nijmegen, Belanda, dan menjadi wakil rektor untuk urusan agama dan rektor Seminari Pusat UST dari 2007 hingga 2012. UST adalah universitas tertua di Asia dan salah satu yang paling bergengsi di Filipina.
Ketika berbicara dengan PEN@ Katolik di Jakarta 25 Januari 2014 tentang jumlah imam asli Indonesia yang menjadi imam Dominikan, provinsial OP Provinsi Filipina waktu itu menegaskan, “kami merekrut panggilan bukan karena ingin memiliki pembantu untuk karya-karya kami.”
Pastor Timoner yang mengadakan kunjungan kanonik kepada rekan-rekan imamnya menegaskan, “Kami tidak merekrut panggilan untuk mencari pengganti, tapi percaya bahwa kami punya sesuatu yang baik untuk dibagikan.”
Kalau Anda menemukan rumah makan yang bagus, pasti Anda berpikir siapa yang akan diajak ke sana, anggota keluarga dan teman-teman, kata imam itu seraya melanjutkan, “Anda akan bawa mereka ke rumah makan itu, karena Anda mau berbagi yang enak. Jika ada berita baik tentang diri Anda, misalnya promosi pekerjaan, pasti kabar baik itu akan Anda beritahukan kepada orang terdekat. Ketika mengunjungi Pontianak, Surabaya dan Jakarta, saya berpikir dalam kunjungan berikut akan membawa beberapa orang untuk melihat keindahan tempat dan orang-orang di sini,” jelas imam itu.
Imam yang kini Master Jendral OP itu berbagi cara promosi panggilan dalam Ordo Dominikan atau Ordo Pewarta itu, selain membutuhkan orang lain untuk bekerja sama merekrut panggilan, imam, suster bahkan awam Dominikan sendiri akan berupaya merekrut panggilan karena mereka sangat percaya akan karisma yang bagus dari Santo Dominikus, yang otomatis merupakan Firman Allah, yang perlu dibagikan kepada banyak orang.
“Yang akan membantu merekrut panggilan imam adalah bruder, suster dan awam Dominikan, karena mereka juga ingin berbagi sesuatu untuk anak-anak muda. Dengan insting, mereka tahu orang ini baik menjadi imam Dominikan, orang ini tidak. Merekalah orang-orang terbaik yang bisa merekrut. Bisa saja kami buat iklan atau aksi panggilan, namun pertanyaannya apakah motivasi mereka untuk bergabung?”
Namun, imam yang diangkat menjadi provinsial tanggal 30 April 2012 di Manaoag, Filipina, menegaskan untuk membangun kehadiran Dominikan di Indonesia, provinsi yang dipimpinnya “benar-benar ingin bahwa semakin banyak orang akan bergabung dengan kami.” (PEN@ Katolik/Paul C Pati berdasarkan CBCPNews dan Rappler.com)
Artikel Terkait:
Setelah sembilan tahun, Pastor Bruno Cadore OP selesaikan sepenuhnyanlingkaran ziarahnya
Dominikan rekrut panggilan karena ada yang baik untuk dibagikan
Keluarga Dominikan belajar kerendahan hati Santo Thomas Aquinas