“Tanpa pendidikan, akan sulit mengembangkan manusia dalam tantangan-tantangan hidup yang mereka alami sehari-hari.” Dengan keyakinan itu, Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus bertemu dengan Gubernur Kalbar di Pontianak dan Master Jendral Ordo Dominikan di Roma dan membicarakan pembangunan Kampus STKIP Pamane Talino di Desa Ilong Ngabang, Landak, Kalbar.
Dan tanggal 3 Juli 2019, Mgr Agus meletakkan batu pertama pembangunan kampus yang dimiliki oleh Keuskupan Agung Pontianak (KAP) dan dikelola oleh Ordo Dominikan itu. Acara itu disaksikan oleh Adrianus Asia Sidot sebagai pendiri STKIP Pamane Taliono serta oleh segenap pengurus Yayasan Landak Bersatu yang menjalankan STKIP itu dan segenap mahasiswa-mahasiswinya.
Menurut Mgr Agus, Gubernur Kalbar sangat mendukung visi KAP dan sangat peduli terhadap pendidikan. “Kalau yang pintar hanya aku sendiri, tetapi tetangga saya tidak pintar maka yang kesulitan juga saya sendiri,” ujarnya. Pendidikan, lanjut uskup, harus jadi perhatian bersama dan “pembangunan kampus ini sungguh-sungguh bertujuan agar kegiatan belajar mengajar di sini menjadi maksimal dan menghasilkan generasi yang sungguh-sungguh mampu menghadapi masa depan pribadi, masyarakat dan bangsa, khususnya di wilayah ini.”
Dijelaskan, tanggal 14 Juni Mei, di sela-sela kunjungan ad limina dengan Paus Fransiskus di Vatikan, Mgr Agus bersama Ketua Yayasan Landak Bersatu Pastor Johanes Robini Marianto OP menghadap pimpinan tertinggi Ordo Pewarta di Roma. “Beliau sangat mendukung karya kita ini, karena sungguh karya ini bukan hanya untuk orang Katolik tapi untuk masyarakat banyak,” tegas Mgr Agus.
Uskup Agung Pontianak menargetkan pembangunan kampus itu selesai paling lambat pertengahan 2021. “Saya katakan kepada Gubernur Kalbar, saat kampus ini selesai saya akan mengundang Gubernur untuk meresmikan kampus baru ini,” lanjut uskup.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Landak, Marsianus, melihat yang dilakukan STKIP itu sebagai satu langkah maju dalam menunjang pendidikan dan pengembangan SDM di Kabupaten Landak. “Beberapa terobosan STKIP Pamane Talino telah membantu pemerintah dalam mengembangkan masyarakat dan terutama membantu masyarakat Landak mengenyam pendidikan,” tegasnya.
Pastor Robini membenakan bahwa sasaran utama STKIP Pamane Talino adalah membangun masyarakat Kalbar terlebih dalam hal SDM. “Semua ini dari Tuhan dan semua manusia tidak bisa membayangkannya,” kata imam itu seraya membagikan bagaimana Mgr Agus meminta dirinya memikirkan mimpinya untuk mendirikan universitas Katolik, bulan Desember 2016, dan hadirnya Adrianus Asia Sidot. “Bangun tidur saya diserahkan STKIP. Saya bingung, ini maunya apa? Pokoknya saya serahkan tanpa apa-apa, kata uskup. Nah, ini saya senang tanpa apa-apa, karena saya tidak punya apa-apa,” kata imam itu.
Adrianus, yang mendirikan STKIP yang diambilalih oleh KAP itu, lalu menyerahkan enam hektar tanah untuk pembangunan Gedung STKIP Pamane Talino. “Saya bangga dengan tujuan keuskupan yang visioner, karena di antara banyak pulau di Indonesia hanya Kalimantan yang belum punya universitas Katolik. Maka, jika ini terjadi, universitas Katolik pertama di Kalimantan hadir di tangan Uskup Agus.”
Dan dalam perkembangannya, STKIP Pamane Talino telah menjalin kerja sama dengan UST (Universitas Santo Thomas) Manila. “Jadi yang kuliah di Ngabang akan mendapatkan ijazah UST Manila,” ujar Pastor Robini seraya menambahkan akan ikut juga program S2 dan S3 online UST. (PEN@ Katolik/samuel)
Coba buka juga universitas katolik di papua tempatnya kabupaten mimika, biar anak timika papua tdk perlu pergi kuliah ke luar timika