Paus Fransiskus menemui anggota-anggota Lembaga Rumah-Rumah Sakit Orang Tak Berdosa yang berbasis di Florence, Italia. Dalam sambutannya kepada lembaga yang merayakan HUT ke-600 itu, Paus menekankan “kita membutuhkan budaya yang mengakui nilai kehidupan.”
Rumah Sakit Orang Tak Berdosa itu dibangun oleh Filippo Brunelleschi di abad kelima belas. Itulah institusi pertama dengan jenis itu di Eropa yang dirancang untuk merawat dan membesarkan anak-anak yatim atau yang ditinggalkan.
Hari itu Jumat, 25 Mei, rumah sakit itu menjadi lembaga yang meningkatkan hak-hak anak dan remaja melalui sejumlah layanan dan kegiatan. Selain penampungan dan pendidikan, institut itu juga melakukan penelitian terbaru dan pemantauan kondisi anak-anak.
Hari itu di Vatikan, Paus menemui anggota-anggota institut rumah sakit itu di Vatikan dan dalam sambutan yang dipersiapkan, Paus menekankan agar perawatan terbaik harus diberikan kepada orang miskin, yang rentan dan yang hidup di pinggiran masyarakat.
Di antara yang paling rentan, lanjut Paus, “kita harus merawat banyak anak yang ditolak, dirampok masa kecilnya dan masa depannya; anak di bawah umur yang putus asa dan menghindari kelaparan atau perang.”
Paus menekankan kesedihan para ibu yang anak-anaknya tidak melihat terangnya hari karena mereka “tergantung pada kondisi ekonomi, sosial dan budaya yang mendorong mereka menolak karunia luar biasa yakni kelahiran anak.”
“Betapa kita membutuhkan budaya yang mengakui nilai kehidupan,” kata Paus, “budaya yang mengakui setiap wajah, bahkan yang terkecil, wajah Yesus.”
Paus menggarisbawahi pentingnya memastikan bahwa “tidak ada ibu yang mendapati dirinya dalam posisi harus meninggalkan anaknya.”
Kita juga harus memastikan, lanjut Paus, “bahwa dalam menghadapi peristiwa apa pun, bahkan yang tragis, yang dapat memisahkan anak dari orang tuanya, ada fasilitas dan langkah perawatan di mana anak selalu dilindungi dan dirawat …” (PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)