Minggu, Desember 22, 2024
29.9 C
Jakarta

Pendidikan Ursulin siapkan peserta didik jadi pemimpin kreatif untuk perbaiki bangsa

SMA Katolik Kotamobagu

Pendidikan Sekolah Ursulin mempunyai nilai-nilai utama yang menjadi ukuran bagi peserta didik dalam kesehariannya yaitu semangat pengabdian, kemampuan dan keberanian dalam melawan arus, kebersamaan, kekeluargaan, dan belas kasih keibuan terhadap sesama.

Dengan nilai-nilai utama itu, pendidikan Ursulin berharap peserta didik bisa menjawab krisis kepemimpinan di Indonesia sekarang ini dan ke depan menjadi pemimpin kreatif yang dapat membawa bangsa Indonesia menjadi lebih baik.

Kepala Sekolah SMA Katolik Theodorus Kotamobagu Suster Antoinette Mude OSU mengatakan hal itu kepada PEN@ Katolik dalam wawancara 20 Mei 2019 menyusul Perpisahan Kelas XII SMA Katolik Theodorus Kotamobagu bertema “Kekuatan besok, hasil dari perjuangan hari ini.”

Dalam perpisahan 92 siswa-siswi dari empat kelas yang ditemani orangtua itu, 13 Mei 2019, Suster Antoinette menegaskan bahwa sejak dia bergabung dengan sekolah itu delapan bulan lalu, dia yakin lulusan sekolah itu mempunyai banyak keunggulan dan kehebatan dalam aspek kesantunan serta etika.

Suster Antoinette menjelaskan kepada media ini bahwa 26 tahun perjalanan pendidikan sekolah itu dijiwai oleh “roh spiritualitas Santa Angela yang membantu peserta didik menjalani hidup keseharian mereka dalam beretika serta bermoral kehidupan.” Santa Angela Merici adalah pendiri Ordo Santa Ursula (OSU) yang menjalankan sekolah itu.

Sekolah, yang setiap tahun berbagi ilmu pengetahuan dengan siswa di luar negeri lewat pertemuan se-Asia Pasifik itu, lanjut suster, “adalah sekolah humanis dan unggul karena terus-menerus melatih anak-anak dalam sisi moral dan spiritualitas, hati dan pikiran, sehingga mereka memiliki rasa kepekaan dan solidaritas terhadap sesama.”

Dengan demikian, Suster Antoinette mengamati, “insting kerohanian peserta didik, yang berbuah kepada solidaritas dan kepedulian bagi sesama dan kepercayaan kepada Tuhan, akan semakin tajam.”

Dalam perpisahan, suster itu mengakui SMA Katolik Theodorus tidak pernah mengajarkan tradisi corat-coret seragam saat kelulusan diumumkan. “Saya berharap tradisi dari angkatan pertama hingga angkatan ke-26 ini terus dipertahankan,” ajak suster dan meminta orangtua murid terus mendukung anaknya ke jenjang pendidikan lebih tinggi “dengan memperkuat aksi dengan pendidikan.”

Siswi Kelas VIII SMA Katolik Theodorus Kotamobagu, Gracia Pelealu, membenarkan bahwa Sekolah Ursulin itu sangat mengedepankan kedisiplinan. “Dengan kedisiplinan dan nilai-nilai utama, ke depan kita bisa menjalani hidup dengan waktu yang benar dan tepat,” katanya kepada media ini.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Felani Fransiskus Towaki, mengatakan dalam perpisahan bahwa pimpinan sekolah dan para guru memperlakukan peserta didik sebagai domba-domba. “Kita sebagai gembala harus mengenal domba-dombanya. Dengan begitu, kita bisa lebih mengembangkan potensi rasa asa siswa. Rasa asa akan berbuah kebaikan.”

Maka, “sekolah ini selalu menyiapkan pribadi dalam keseimbangan dan kesatuan yang organis, harmonis, dinamis, guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan,” kata katekis yang memimpin ibadat acara perpisahan itu. (PEN@ Katolik/michael)

Artikel Terkait:

SMP dan SMA Katolik diminta setia dan taat pada hal kecil seperti Santa Angela Merici

Suster ajak siswa-siswi melindungi aset bangsa dengan mematuhi batas kecepatan kendaraan

SMA Katolik Kotamobagu 2

SMA Katolik Kotamobagu 1

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini