Selasa, Desember 3, 2024
27.8 C
Jakarta

Gereja-gereja tua Pampanga, Filipina, ditutup setelah gempa untuk pemeriksaan

Retakan terlihat di Gereja Paroki dan biara Santa Monika di Minalin, Pampanga, menyusul gempa kuat yang melanda beberapa bagian Luzon 22 April. FOTO DARI HALAMAN FACEBOOK GHEREJA PAROKI SANTA MONIKA MINALIN
Retakan terlihat di Gereja Paroki dan biara Santa Monika di Minalin, Pampanga, menyusul gempa kuat yang melanda beberapa bagian Luzon 22 April. FOTO DARI HALAMAN FACEBOOK GEREJA PAROKI SANTA MONIKA MINALIN

Beberapa gereja tua di provinsi Pampanga ditutup menyusul gempa kuat yang mengguncang beberapa wilayah di Luzon, 22 April 2019. Keuskupan Agung San Fernando mengatakan setidaknya 24 gereja peninggalan akan dilarang digunakan agar bisa diperiksa setelah gempa berkekuatan 6,1 skala Richter.

Komite Peninggalan Budaya Keuskupan Agung San Fernando mengatakan tidak ada kegiatan yang diizinkan di dalam gereja “sampai gereja-gereja itu dianggap aman.” Juga dikatakan, “Sekretariat Teknis sedang berkoordinasi dengan para ahli dan lembaga-lembaga nasional untuk menjamin keselamatan semua orang.”

Di Pampanga ada banyak gereja bersejarah, dan sebagian besar dianggap sebagai kekayaan nasional karena sejarah dan keindahannya. Sejauh ini, keuskupan agung melaporkan hanya gereja-gereja paroki di Lubao dan Porac yang mengalami kerusakan besar. Gereja di Angeles, Santa Rita, Guagua, dan Betis, dilaporkan mengalami beberapa retakan.

Gempa itu menyebabkan setidaknya 16 orang tewas dan 26 lainnya dinyatakan hilang, sebagian besar adalah penduduk Porac.

Para uskup Katolik mengungkapkan kesedihan dan berjanji akan berdoa bagi para korban dan keluarga mereka. “Kami berdoa terutama untuk orang-orang yang berduka, yang kehilangan orang-orang terkasih karena gempa bumi, dan kami berharap pemulihan serta bantuan akan datang bagi orang-orang ini,” kata ketua Konferensi Waligereja Filipina Uskup Agung Davao Mgr Romulo Valles.

“Kami berdoa agar yang terluka dan kehilangan harta benda mendapat penghiburan dan bantuan,” kata Mgr Valles seraya memuji regu penyelamat, yang siap siaga memberikan bantuan bagi orang lain. “Kami ingin mencatat juga karya regu penyelamat yang membantu orang-orang di daerah-daerah rusak,” lanjut uskup agung itu.

Di Manila, Kardinal Luis Antonio Tagle memerintahkan pemeriksaan semua fasilitas gereja di keuskupan agungnya. Kardinal juga mengarahkan pejabat-pejabat gereja untuk menjalani menyegarkan latihan keselamatan. “Prosedur yang diajarkan pada latihan gempa harus ditinjau kembali. Kami berdoa untuk keselamatan semua,” kata Kardinal Tagle.

Setelah gempa kuat melanda Filipina utara, hari itu gempa kuat lain tercatat di Visayas. Gempa berkekuatan 6,5 skala Richter melanda Samar Timur, dan juga terasa di Samar, Samar Utara, Leyte dan bagian-bagian wilayah Bicol. (PEN@ Katolik/pcp berdasarkan laporan Roy Lagarde/CBCPNews)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini