Senin, November 18, 2024
26.1 C
Jakarta

Paus Fransiskus minta agar siswa-siswi tidak menjadi budak ponsel

Paus Fransiskus menerima para pelajar dan guru-guru dari Sekolah Menengah Visconti Roma  (Vatican Media)
Paus Fransiskus menerima para pelajar dan guru-guru dari Sekolah Menengah Visconti Roma (Vatican Media)

“Telepon untuk menghubungkan,” dan “Hidup untuk berkomunikasi!” kata Paus Fransiskus kepada siswa-siswi Sekolah Menengah Visconti di Roma yang memenuhi Aula Paulus VI bersama anggota keluarga dan guru-guru mereka pada hari Sabtu, 13 April 2019.

Mereka bertepuk tangan keras tatkala Paus alihkan perhatian pada perangkat digital yang selalu mereka bawa. “Bebaskan diri kalian dari kecanduan ponsel,” Paus memperingatkan, seraya mengungkapkan bahwa ponsel itu alat yang baik dan berguna, tetapi harus digunakan dengan cara yang benar.

Berbicara tanpa teks dalam pembicaraan yang meluas tapi to-the-point itu, Paus mengatakan, “Ponsel adalah untuk komunikasi” dan komunikasi itu indah dan baik. Namun, kata Paus, bahaya kecanduan ponsel sangat nyata saat ini. Setiap orang, lanjut Paus, harus tahu cara menggunakannya, “tetapi kalau kalian menjadi budak ponsel, kalian akan kehilangan kebebasan.”

Paus juga menyatakan keyakinannya yang mendalam bahwa pendidikan adalah sebuah hak yang berharga dan bahwa sekolah harus menjadi tempat peningkatan budaya inklusi dan penghormatan terhadap keragaman. Sekolah, kata Paus, harus menjadi laboratorium yang mengantisipasi dan mempersiapkan masa depan kolektivitas.

“Tolong jangan takut akan keberagaman. Dialog antara budaya-budaya yang berbeda memperkaya negara, memperkaya tanah air kita: dialog mengajarkan kita untuk melihat masa depan yang memiliki tempat dan rumah untuk semua, bukan hanya untuk beberapa orang,” kata Paus.

Paus mencatat, setelah Konsili Vatikan II, Gereja berkomitmen untuk meningkatkan nilai universal persaudaraan yang didasarkan pada kebebasan, pada pencarian yang jujur untuk kebenaran, pada peningkatan keadilan dan solidaritas, terutama berkenaan dengan yang paling lemah dalam masyarakat.

“Tanpa mencari nilai-nilai ini, tidak akan ada koeksistensi sejati,” kata Paus, dan inilah yang “Saya minta maaf, saya minta maaf, saya minta maaf.”

Paus juga menyinggung  tentang momok membuli yang merupakan persoalan di banyak lingkungan sekolah. “Sangat menyakitkan saya melihat membuli di beberapa sekolah,” kata Paus seraya mengajak siswa-siswi untuk memerangi membuli yang kata Paus mengandung benih-benih perang.

Akhirnya, Paus mendesak orang muda yang hadir “untuk tidak pernah berhenti bermimpi besar dan mengharapkan dunia yang lebih baik untuk semua.” Paus menegaskan, “Jangan puas dengan yang biasa-biasa saja dalam hubungan, dalam membina diri Anda, dalam merencanakan masa depan Anda, dalam komitmen Anda untuk dunia yang lebih adil dan lebih indah.”

Besok, Paus mengingatkan, adalah awal Pekan Suci yang memuncak pada Hari Paskah dengan kebangkitan Kristus, dasar harapan umat Kristiani. “Pekan Suci adalah juga masa pembaruan jiwa, waktu untuk berkembang!” kata Paus, seraya mengajak mereka yang hadir untuk menjalaninya dengan percaya kepada Tuhan karena Dialah yang memberi kita kekuatan dan keberanian untuk menghadapi kesulitan-kesulitan yang akan kita temukan dalam perjalanan kita.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan laporan Linda Bordoni/Vatican News)

cq5dam.thumbnail.cropped.750.422 (24)cq5dam.thumbnail.cropped.750.422 (25)cq5dam.thumbnail.cropped.750.422 (26)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini