Rabu, Desember 18, 2024
29.3 C
Jakarta

Paus Fransiskus menandatangani seruan apostolik untuk orang muda di Loreto

Paus Fransiskus menandatangani Seruan Apostolik pascaSinode (ANSA)
Paus Fransiskus menandatangani Seruan Apostolik pascaSinode (ANSA)

Pada Hari Raya Kabar Sukacita, 25 Maret 2019, Paus Fransiskus menandatangani Seruan Apostolik untuk Sinode tentang Orang Muda, Iman, dan Pencermatan Panggilan. Seruan berjudul “Christus vivit – Christ lives” (Kristus hidup) adalah surat untuk orang muda sedunia yang menerangkan buah dari Sinode Oktober. Vatikan akan merilis teks lengkap dalam waktu dekat.

Basilika Rumah Suci di Loreto berisi dinding-dinding yang sesuai tradisi berasal dari rumah Perawan Maria saat Malaikat Gabriel mengabarkan bahwa dia akan melahirkan Yesus. Dalam kunjungannya ke Loreto, Paus berbicara tentang seruan itu dan menjelaskan bahwa tiga bagian dalam dokumen itu mencerminkan tiga fase proses Sinode. Untuk menjelaskan lebih lanjut, Paus menguraikan proses ini sambil merujuk cerita tentang Kabar Sukacita.

“Momen pertama, yaitu saat mendengarkan, yang dimanifestasikan oleh kata-kata malaikat: ‘Jangan takut, Maria, engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaknya engkau menamai Dia Yesus.’ Allahlah yang selalu mengambil prakarsa memanggil orang untuk mengikuti Dia,” kata Paus.

Paus kemudian menjelaskan bahwa orang muda perlu menemukan saat-saat tenang dan hening untuk mendengarkan panggilan Tuhan dan suara Tuhan tidak akan terdengar di antara kebisingan dan keributan.

Sebaliknya, keheningan dan ketenangan akan membantu orang muda menemukan bahwa “rencana-Nya untuk kehidupan pribadi dan sosial kita tidak dirasakan kalau kita tetap berada di permukaan, melainkan dengan turun ke tingkat lebih dalam, tempat kekuatan moral dan spiritual berperan. Ke sanalah Maria mengajak orang muda untuk turun dan mendengarkan tindakan Allah.”

Kemudian fase pencermatan, yang “diungkapkan dalam kata-kata Maria: ‘Bagaimana ini akan terjadi? Maria tidaklah ragu; pertanyaannya itu bukan berarti kurang iman; sebaliknya, dia mengungkapkan keinginannya sendiri untuk menemukan ‘kejutan-kejutan’ Tuhan. Dalam dirinya ada perhatian untuk memahami semua tuntutan rencana Tuhan untuk kehidupannya, hingga tahu segi-seginya, agar kolaborasi seseorang lebih bertanggung jawab dan lengkap.”

Paus mengatakan, itulah sikap tepat untuk mengikuti panggilan Tuhan dalam kehidupan kita, karena sikap itu memungkinkan orang bukan hanya menemukan rencana Tuhan bagi hidup mereka, tetapi juga bagaimana rahmat Tuhan akan membantu mereka mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalani panggilan-Nya pada mereka.

“Keputusan adalah langkah ketiga yang menjadi ciri setiap panggilan umat Kristiani, dan itu menjadi eksplisit dengan jawaban Maria kepada malaikat: ‘Jadilah padaku menurut perkataanmu itu.’ ‘Ya’ dari Maria terhadap rencana keselamatan Allah, yang dilaksanakan dengan cara Inkarnasi, adalah penyerahan seluruh hidupnya kepada-Nya. Itulah ‘ya’ dari kepercayaan penuh dan keterbukaan total pada kehendak Tuhan,” kata Paus.

Dia menyoroti Perawan Maria sebagai model murid Kristen dan menyarankan agar orang muda masa kini mencoba meniru teladannya saat mereka mencari rencana Tuhan untuk hidup mereka.

Paus menunjukkan bahwa Maria telah menjalani banyak hubungan keluarga. Dia seorang putri, tunangan, pengantin perempuan dan ibu, sehingga semua orang muda, tidak peduli apa peran mereka dalam kehidupan dan panggilan dari Tuhan, dapat menemukan contoh dan inspirasi dalam diri Maria.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan laporan John Waters dari Vatican News)

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini