“Titik rujukan terpenting untuk pilihan yang harus kita ambil ada dalam dirimu sendiri, dalam hati nuranimu sendiri.” Itulah saran yang Paus Fransiskus berikan pada hari Sabtu, 23 Maret 2019, kepada sekitar 1000 anak usia sekolah yang belajar di Sekolah Katolik Barbarigo di kota Padua, Italia. Pernyataan Bapa Suci itu menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh Sofia, seorang siswi berusia 13 tahun.
Dalam sesi tanya jawab itu, Sofia bertanya kepada Paus, seperti dilaporkan oleh Devin Watkins dari Vatican News, tentang cara menemukan orang yang bisa dipercaya, dengan mengatakan tidak mudah bagi orang muda untuk menemukan orang dewasa yang layak menjadi rujukan.
Paus Fransiskus mengajak Sofia dan siswa-siswi lainnya untuk percaya diri sendiri, ketika mereka mendapatkan panduan dalam dialog dengan para imam dan anggota keluarga mereka, serta mengajak mereka untuk sering berbicara dengan keluarga mereka, terutama dengan kakek nenek mereka, yang kata Paus merupakan akar masyarakat.
Paus juga mengatakan, orang muda “bukan kepasifan, tetapi upaya ulet yang bertujuan mencapai tujuan-tujuan penting.” Orang muda, kata Paus, berarti menolak kompromi dan yang biasa-biasa saja, seraya mengupayakan solidaritas dengan semua.
Aldo yang berusia 15 tahun mengatakan kepada Paus bahwa Sekolah Katolik Barbarigo mengajarkan mereka untuk bertanya tentang kebenaran, keadilan, dan keindahan. Dan dia ingin tahu cara menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan sulit mengenai iman.
Paus mengatakan kepada Aldo bahwa sekolah Katoliknya memberikan kepada para siswa-siswinya kesempatan luar biasa untuk berurusan langsung dengan masalah-masalah kehidupan dan untuk mencari makna bagi kehidupan mereka sendiri. “Ada yang tidak lengkap kalau kalian pulang rumah tidak membawa pertanyaan baru untuk diri sendiri,” kata Paus.
Paus menceritakan pengalamannya saat bekerja sambil seolah dan mendorong siswa-siswi untuk mendapatkan pekerjaan paruh waktu saat belajar. Pekerjaan, kata Paus, “membantu saya, yaitu, berupaya bangun lebih awal untuk naik bus dan pergi bekerja jam 7 pagi … Pekerjaan itu penting.”
Akhirnya, Giovanni yang berusia 19 tahun bertanya kepada Bapa Suci bagaimana ia dapat menemukan rencana yang Allah miliki untuk hidupnya. Sebagai tanggapan, Paus minta Giovanni untuk berdoa, dan bertanya kepada Tuhan apa yang Dia ingin dia lakukan. “Berdoalah dalam hatimu, di hadapan Tuhan. Berdialoglah dengan Tuhan,” kata Paus. “Doa sejati itu penting di saat sebelum membuat pilihan.”
Paus Fransiskus juga minta Giovanni untuk tidak membuat pilihan “di laboratorium.” “Pilihan harus dibuat dengan bahasa kepala, hati, dan tangan.”
Paus mengakhiri tanya jawab itu dengan mengatakan kepada para siswa-siswi Katolik dari Padua itu bahwa kehidupan harus dijalani dengan penuh semangat. “Jangan kehilangan semangatmu,” kata Paus. (PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)