Keuskupan kita menggerakkan agar pekerjaan baik sebagai hasil pertobatan berdampak pada perlakuan terhadap sesama, alam semesta khususnya air yang sehari-hari sangat akrab dengan hidup kita. Komitmen sebagai pengikut Kristus menguatkan kita untuk berkarya nyata demi memajukan kesejahteraan umum bangsa. Selain itu, kita berjuang dengan sukacita memperbaiki kualitas air dalam lingkungan hidup. Maka tema Prapaskah kita merumuskan bahwa air berkualitas (di lingkungan hidup kita) mencerminkan hidup kristiani berkualitas.
Uskup Keuskupan Bogor Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM menulis itu dalam Surat Gembala Prapaskah 2019 berjudul “Kita Katolik – Kita Indonesia Membangun Hidup Kristiani yang Berkualitas.” Namun dijelaskan, kualitas pertobatan dan pembaruan hidup kristiani diukur tidak hanya oleh kualitas air yang semakin baik, karena ada aspek pertobatan lain yang dituntut oleh tanda-tanda zaman masa kini dan dalam konteks keindonesiaan kita.
Uskup itu mengutip Paus Fransiskus yang mengingatkan, “Iman sejati – yang tak pernah nyaman atau sepenuhnya individual – selalu melibatkan hasrat mendalam untuk mengubah dunia, meneruskan nilai-nilai, meninggalkan dunia ini agak lebih baik daripada ketika kita temukan” (EG 183).
Itu berarti, tegas Mgr Paskalis, gerakan pertobatan kita mesti mengandung hasrat mendalam untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia. “Artinya, kita mesti terlibat penuh dan teguh untuk ikut serta mengembangkan bangsa dan tanah air Indonesia atas dasar Pancasila dan UUD 1945. Kita berjuang untuk menjadikan Indonesia ‘Rumah kita bersama’, yang di dalamnya semua orang Indonesia mengalami hidup dalam damai, sejahtera dan bersaudara serta berkelimpahan air yang berkualitas.”
Komitmen “Kita Indonesia” mengandung daya batin dan kerelaan hati untuk merasakan hidup senasib, sepenanggungan bersama warga bangsa lainnya dan saling membutuhkan satu terhadap yang lain, kata Mgr Paskalis seraya menambahkan bahwa sikap peduli dan saling berbagi dikonkretkan dalam gerakan-gerakan dan kegiatan kebangsaan.
Maka mencermati tanda-tanda zaman now, Mgr Paskalis menyerukan agar umatnya mengadakan dan merayakan gerakan-gerakan pertobatan berdimensi kebangsaan di lingkungan-lingkungan dan puncaknya ialah pada perayaan Paskah Kristus bercorak kebangsaan.
Gerakan-gerakan pertobatan yang dimaksud uskup antara, pertama meningkatkan gerakan “pertobatan sakramental, berpuasa dan bersedekah” dengan memenuhi bilik pengakuan dosa dan mengisi kotak derma dengan sukacita dan tulus, serta menghapus hutang-hutang iri hati dan dendam kesumat.
Kedua, “merayakan Paskah bercorak kebangsaan” dengan mengimani bahwa Kristus yang mengalahkan kuasa dosa dan kuasa kematian mendorong kita mempromosikan ‘budaya kehidupan’ yang bercorak menghargai keberdayaan kita dan memberi semangat harapan baru bagi sesama warga.
Ketiga, “peduli akan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan nilai-nilai keindonesiaan” dengan ikut mencoblos dalam pemilihan presiden dan anggota legislatif 2019. Keempat, “meningkatkan kualitas air dengan tidak ikut melakukan pencemaran” pada sumber air, sungai, laut, meneruskan komitmen mengurangi penggunaan plastik dan tidak lagi memakai ‘air mineral kemasan dalam perayaan-perayaan di gereja, paroki, lingkungan dan sekolah. Kelima “kualitas perjumpaan dan ‘peduli sesama’ dalam setiap keluarga” dengan sedekah waktu untuk sesama yang membutuhkan sapaanmu, terutama dalam keluarga, serta bersepakat mengadakan jam perjumpaan dengan “duduk bareng bersama tanpa smart-phone” dan bercerita apa saja antara orang tua dan anak-anak.(PEN@ Katolik/paul c pati)