Uskup Agung Merauke Mgr Nicholaus Adi Saputra MSC secara resmi memberi perutusan kepada para politisi Katolik untuk berkompetisi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 17 April 2019. Yang diutus adalah calon legislatif (caleg) DPRD Kabupaten Merauke, DPR Papua, DPR RI serta DPD.
Perutusan dilaksanakan dalam Misa di Paroki Santo Yoseph Bambu Pemali Merauke, 16 Maret 2019, yang dipimpin Mgr Nicholaus dengan konselebran Vikjen Keuskupan Agung Merauke Pastor Hengky Kariwop MSC, Pastor Aloysius Batmiyanik MSC, Pastor Johanis Don Bosko Ngeljaratan MSC dan Pastor Anselmus Amo MSC. Lebih dari 100 orang, para caleg dan umat Katolik, hadir dalam Misa itu.
Selain menjadi penyuara kehidupan umat beriman, Mgr Nicholaus berharap caleg Katolik yang diutus menjadi tanda kehadiran Allah yang menyatukan seluruh masyarakat, entah dari agama apapun untuk membawa keselamatan dan kesejahteraan bagi umat manusia.
“Saya harap dan saya merasa para caleg ini akan menjadi tanda kehadiran Allah. Anda sekalian diutus menjadi tanda kehadiran Allah. Saya harap kalian seperti Yesus pula, mempunyai visi dan misi yang jelas untuk membawa keselamatan dan penebusan dosa umat manusia,” kata Mgr Nicholaus.
Uskup berharap visi dan misi masing-masing menggerakkan umat untuk mengambil bagian dalam bidang politik, Gereja dan masyarakat. “Kami (uskup dan para imam) memberikan dukungan penuh kepada Anda sekalian (para caleg). Yang nanti mendapat kepercayaan masyarakat akan bisa duduk mewakili kita sekalian untuk melaksanakan amanah masyarakat dan bangsa Indonesia,” kata Mgr Nicholaus.
Yang nanti terpilih, lanjut uskup, hendaknya melaksanakan tugas dengan besar hati dan penuh kebanggaan. “Anda diutus sebagai umat Katolik mewakili Gereja, mewakili masyarakat dan mewakili bangsa untuk membawa ketenteraman, keadilan dan kesejahteraan.”
Ketika nanti terpilih dan diutus ke mana-mana, “datanglah kembali!” Sebab, lanjut uskup, “Yesus juga bilang, datanglah kepada-Ku, kalian semua yang letih, lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Tugas memikul amanat rakyat itu tidak gampang, banyak tantangan, godaan besar.”
Tapi perlu ada yang mengalah dari antara para caleg, dan tidak semua bersih keras, sehingga tetap ada perwakilan yang bisa duduk di kursi legislatif, Mgr Nicholaus meminta mereka agar tidak pakai agama, tidak pakai ayat-ayat Kitab Suci untuk menarik simpati apapun. “Apalagi mengangkat ayat Kitab Suci dari saudara-saudari kita yang lain, yang kita tidak pahami lalu menyinggung perasaan dan buntutnya ke ranah hukum,” kata Mgr Nicholaus.
Uskup minta umat mendukung dan berdoa bagi para caleg agar saat menjabat bisa benar-benar memperhatikan kepentingan Gereja dan masyarakat serta bangsa dan negara. “Mari dukung calon-calon kita dan doakan supaya mereka punya rasa cukup. Sebab kalau tidak pernah cukup, godaannya besar. Sudah banyak, bahkan yang sudah mendapatkan banyak akhirnya lupa bahwa perutusan yang mereka emban adalah perutusan untuk membangun negara. Tapi karena tawaran-tawaran yang bagus, tergelincirlah,” kata Mgr Nicholaus.
Selain minta umat memilih figur yang bisa dan tahu kerja serta bisa turun lapangan untuk memperhatikan kepentingan masyarakat, uskup berharap umat memilih figur yang bisa diajak kerja sama, sudah sering memperjuangkan kepentingan umum, dan bukan “orang yang maju caleg untuk bayar hutang.”
“Mari doakan kita punya caleg-caleg berbobot, yang beriman dan mau turun lapangan. Dan apabila kehausan dalam memikul tanggungjawab besar, jangan malu-malu datang kepada kami (para imam). Saya siap berjalan bersama Anda sekalian. Mudah menemui saya, tanpa protokoler. Nanti ketika Anda sudah terpilih, setelah pelantikan saya akan jamu di rumah saya sebagai tanda dukungan,” kata Mgr Nicholaus. (PEN@ Katolik/Yakobus Maturbongs)