Paus Fransiskus: Doa sejati adalah yang berbelas kasih, bukan kemunafikan atau trik

0
3627
Paus Fransiskus dalam Audiensi Umum mingguan. (Vatican Media)
Paus Fransiskus dalam Audiensi Umum mingguan. (Vatican Media)

Dalam katekese berkelanjutan tentang “Bapa Kami,” Paus Fransiskus mengatakan kepada peziarah yang berkumpul di aula Paulus VI, Vatikan, untuk Audiensi Umum 13 Februari 2019, bahwa “doa yang sejati dipanjatkan dalam kedalaman hati yang hanya dapat dilihat oleh Allah. Itulah dialog dalam hati,” yang intinya dengan cinta, kata Paus. “Berdoa adalah melihat Tuhan dan membiarkan diri sendiri dilihat oleh Tuhan.”

Dengan cara ini, komentar Paus, umat Kristiani tidak melupakan dunia, melainkan membawa umatnya dan kebutuhannya ke dalam doa. Orang yang berdoa, lanjut Paus, mengatakan kepada Tuhan tentang kepedihan yang dia alami hari itu.

“Kalau kalian tidak menyadari bahwa ada begitu banyak orang yang menderita,” Paus menggarisbawahi, maka berarti hatinya lemah. “Merasa kasihan” adalah “salah satu kata kerja penting dari Injil.”

“Marilah bertanya pada diri sendiri,” kata Paus, “kapan saya berdoa, apakah saya membuka diri terhadap seruan begitu banyak orang yang berada di dekat dan di jauh? Atau apakah saya menganggap doa itu semacam pembiusan sehingga Anda bisa santai?”

Paus menekankan bahwa “Yesus tidak ingin kemunafikan. Doa sejati adalah apa yang dicapai dalam rahasia suara hati, hati: tidak dapat dipahami, hanya dapat dilihat oleh Allah … Doa sejati menjauhi kepalsuan: dengan Tuhan tidak mungkin berpura-pura.” Di hadapan Tuhan, kata Paus, trik tak punya kekuatan.

Paus mencatat bahwa dalam Bapa Kami tidak ada kata “Saya”. Yesus, jelas Paus, sebaliknya mengajar kita untuk berdoa: “datanglah kerajaanmu, jadilah kehendakmu.” Paruh kedua doa itu kemudian berganti dari “kamu” menjadi “kami”: “berilah kami rejeki pada hari ini; mengampuni yang bersalah kepada kami.”

Penggunaan kata jamak (kami bukan aku), lanjut Paus, menunjukkan kepada kita bahwa doa umat Kristiani tidak pernah meminta rejeki hanya untuk satu orang, tetapi selalu atas nama orang lain. “Tidak ada ruang untuk individualisme dalam dialog dengan Tuhan.”

Paus menekankan bahwa Yesus membuat kita berdoa bahkan untuk mereka yang “tampaknya tidak mencari Tuhan,” karena Tuhan mencari orang-orang ini “lebih dari siapa pun.” (PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here