Untuk menjawab tema “Keluarga Katolik Keuskupan Agung Merauke yang Sejahtera,” musyawarah pastoral (muspas) Keuskupan Agung Merauke (KAMe) yang berlangsung di Rumah Bina Pankat, 7 hingga 14 Oktober 2018, menghasilkan 11 program prioritas untuk kesejahteraan keluarga Katolik.
Program-program yang akan dipersiapkan lewat pembekalan selama satu tahun ke depan, namun bisa menjadi program jangka panjang itu adalah budidaya sagu dan pengolahan sagu “untuk menjadi makanan pokok sehari-hari, termasuk kue sagu dan kripik sagu,” pengolahan dan pemasaran ikan “seperti pembuatan ikan asin, bakso ikan, dan budi daya ikan,” dan pengolahan karet dan gambir “untuk pemasaran dan pembudidayaannya.”
Program lainnya adalah pemasaran buah-buahan dan tanaman hidroponik, penanaman gaharu, peningkatan kegiatan pertanian keluarga berupa persawahan serta penanaman sayuran dan bahan makanan lokal, penyadaran program menabung bagi keluarga dan penggunaan CU (Credit Union) sebagai sarana untuk lebih mensejahterakan hidup keluarga, pengelolaan dan budi daya umbi-umbian, gerakan pangan lestari dengan memanfaatkan pekarangan untuk penanaman sayur dan obat-obatan, peternakan ayam dan babi, serta home industry beberapa jenis usaha kecil.
Keterlibatan dan keimanan umat, kata Uskup Agung Merauke Mgr Nicholaus Adi Saputra MSC kepada PEN@ Katolik di akhir muspas itu, tidak boleh dilupakan tetapi perlu diperhatikan, diperjuangkan dan diwujudkan, karena “merupakan hal penting dalam kehidupan menggereja, namun akan terganggu, jika kesejahteraan keluarga mereka terabaikan.”
Tema muspas itu, menurut Mgr Adi Saputra, adalah kelanjutan dari Sinode 2016 dan Muspas 2017. Sinode 2016 dengan tema “Keluarga Katolik Keuskupan Agung Merauke, yang Beriman, Terlibat dan Sejahtera Berdasarkan pada Budaya Setempat” menyoroti dan mengangkat peranan keluarga.
Sejahtera, lanjut uskup itu, “bukan hanya terkait terpenuhinya kebutuhan jasmani saja, tetapi juga rohani seperti ketenteraman hidup, doa, kerukunan, hiburan dan yang lainnya.”
Mgr Adi Saputra menjelaskan bahwa dalam melaksanakan 11 program prioritas itu, Keuskupan Agung Merauke akan bekerja sama dengan pemerintah, baik dinas terkait, pemerintah distrik maupun pemerintah kampung setempat. Di samping itu, lanjut uskup, “keterlibatan masyarakat sendiri juga perlu untuk mewujudkan pelaksanaan 11 program prioritas itu.” (PEN@ Katolik/Yakobus Maturbongs)