“Pada hari ini tanggal 29 September 2018, saya Mgr Agustinus Agus, Uskup Agung Pontianak telah mendirikan Paroki Santo Mikael Jagoi Babang yang reksa pastoralnya mencakup seluruh wilayah Kecamatan Jagoi Babang, Kecamatan Seluas dan Kecamatan Siding. Demikianlah berita acara pendirian Paroki Jagoi Babang ini dibuat dengan sepenuhnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.”
Mgr Agus membacakan berita acara yang ditandatanganinya bersama Kepala Paroki Jagoi Babang Pastor Jenerepitus OFMCap itu pada hari yang sama. Paroki Jagoi Babang, yang merupakan pemekaran dari Paroki Sanggau Ledo dan terletak di perbatasan Indonesia-Malaysia, memiliki 30 stasi dan dipercayakan kepada Ordo Kapusin.
Selain menyampaikan rasa bangga kepada umat Jagoi Babang yang memiliki dedikasi dan solidaritas luar biasa menyiapkan peresmian itu, Mgr Agus mengingatkan “sebagai paroki baru, tentu masih perlu banyak pembenahan dan masih akan menghadapi banyak tantangan, di antaranya terkait sistem mengelola administrasi, memindahkan surat dan dokumen dari Paroki Sanggau Ledo.”
Tantangan lain adalah medan yang berat untuk mencapai stasi-stasi, “maka diperlukan orang yang tangguh, orang yang masih muda, sehingga mudah pula membina dan dan merangkul orang-orang muda.”
Mgr Agus juga memastikan bahwa ada banyak masalah sosial yang perlu dihadapi “dengan kreativitas pembinaan umat yang terus-menerus.” Namun, lanjut uskup, pastor paroki tidak perlu khawatir, karena akan dibantu oleh semua pihak, termasuk tokoh masyarakat dan pemerintah dari kabupaten hingga kelurahan.
Minister Provinsial Kapusin Pontianak Pastor Hermanus Mayong OFMCap dalam sambutan berharap agar para imam atau siapa pun yang berkarya di Jagoi Babang lebih mengenal umat, “karena itu amanat Hukum Gereja.” Pelayanan yang baik akan terwujud jika umat dan pastor paroki saling mengenal sehingga mereka boleh bertumbuh dalam iman, boleh memiliki pengharapan yang teguh, dan boleh memiliki cinta kasih yang sempurna dan saling melayani, kata imam itu.
Wakapolda Kalbar Brigjen Sri Handayani yang juga hadir dalam peresmian itu menghimbau seluruh masyarakat, khususnya warga Jagoi Babang yang merupakan pintu keluar-masuk antarnegara, agar menjaga kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat.
Saat itu, ketika memberkati pastoran, Mgr Agus mengungkapkan kerinduan agar umat memiliki keinginan untuk membangun gereja paroki yang baru, luas dan memiliki sarana dan prasarana memadai. “Keinginan saya gereja baru berbentuk rumah adat Dayak Bidayuh, supaya orang yang datang ke sini tahu bahwa ada suku Bidayuh di Kalimantan Barat.”
Paroki Jagoi Babang adalah paroki ketiga yang diresmikan Mgr Agus selama menjadi Uskup Agung Pontianak setelah meresmikan Paroki Karangan di tahun 2017 dan Paroki Jelimpo 15 September lalu.
“Pembinaan umat secara massal sangat-sangat sulit. Jika jarak tempuh paroki dengan umat dekat maka pembinaan umat akan baik dan relasi antara imam dengan umat juga terbina,” kata uskup seraya berharap akan meresmikan Paroki Ledo sebagai pemekaran dari Paroki Bengkayang yang memiliki 100 stasi di tahun 2010. Imam Agustinian dari Filipina yang sekarang sedang belajar bahasa Indonesia akan melayani paroki baru itu, jelas Mgr Agus. (PEN@ Katolik/Suster Maria Seba SFIC)
Foto Modestus dan OMK Jagoi Babang.
Semoga umat Katolik terus tumbuh dan berkembang dalam iman, cinta dan persaudaraan.