Home KEGEREJAAN Pembaharuan Karismatik Katolik harus temukan cara baru sesuai tuntutan jaman

Pembaharuan Karismatik Katolik harus temukan cara baru sesuai tuntutan jaman

0
Pembukaan Konvensi Nasional XIV Pembaharuan Karismatik Katolik di Pontianak. Komsos Pontianak/sam
Pembukaan Konvensi Nasional XIV Pembaharuan Karismatik Katolik di Pontianak. Komsos Pontianak/sam

Banyak peristiwa dramatis kini terjadi di negara kita seperti perpecahan dalam masyarakat, ketidakadilan, korupsi. Menghadapi pembaharuan semacam ini, Pembaharuan Karismatik Katolik (PKK) sebagai bagian Gereja untuk mewujudkan Misi Gereja dalam pembaharuan tata duniawi, “harus menemukan cara-cara baru dalam melaksanakan karya misi yang sesuai tuntutan jaman sekarang.”

Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus berbicara dalam sambutan pembukaan Konvensi Nasional (Konvenas) XIV PKK, di sebuah hotel di Pontianak, 27-30 September 2018, seraya memohon rahmat kesatuan serta rahmat mengasihi dan mengampuni seperti yang didoakan oleh Paus Fransiskus.

Konvenas itu dibuka dengan pemukulan gendang oleh Mgr Agus diiringi tarian Barongsai serta tarian Cindayu (Cina, Dayak dan Melayu), serta Misa yang dipimpin oleh Mgr Agustinus Agus, yang didampingi Uskup Banjarmasin Mgr Petrus Boddeng Timang dan Episcopal Advisor Badan Pelayanan Nasional (BPN) PKK Indonesia Mgr Henricus Pidyarto Gunawan OCarm bersama 69 imam.

Sebanyak 1211 anggota BPN dan Badan Pelayanan Keuskupan (BPK) se-Indonesia, juga wakil dari Sabah, Serawak, Singapura dan Timor Leste, serta 300 orang panitia, mengikuti konvenas bertema “Bagikanlah Rahmat Pembaharuan” (bdk Titus 3: 5), yang diketuai oleh Marni Suprapto.

Dalam homili, Mgr Agus mengingatkan agar dalam perjumpaan dengan Kristus itu, “PKK menjadi anugerah untuk semua orang yang merindukan kasih Kristus, “ dan “peserta semakin dibakar dengan Roh Karisma yang juga untuk kehidupan bermasyarakat.”

Dalam sambutan, Mgr Agus mengingatkan homili Paus Fransiskus dalam Yubileum Emas PKK di Circo Massimo Roma (31 Mei-4 Juni 2017), “Roh Pencipta menjadikan segala sesuatu baru. Roh Kudus menciptakan keberagaman dan kesatuan, yang membentuk umat baru, Gereja universal. Pertama-tama, dengan imajinasi dan tidak dapat diduga, Roh Kudus menciptakan keberagaman tanpa kesatuan atau kesatuan tanpa keberagaman. Doa kita adalah memohon kesatuan dan mengusahakan kesatuan. Juga semoga rumah kita menjadi rumah terbuka untuk menerima siapa pun, tempat kita berbagi sukacita.”

Paus juga mengatakan, Yesus menunjukkan rahmat Roh Kudus yang pertama, yaitu mengampuni dosa, rahmat par excellence, kasih lebih besar. “Pengampunan membebaskan hati dan mulai hidup kembali. Tanpa pengampunan tidak ada Gereja. Roh Pengampunan menanamkan dalam diri kita pengampunan yang ditawarkan dan pengampunan yang diterima,” kata Paus seraya memohon kepada Roh Kudus rahmat kesatuan dalam keberagaman dan supaya memiliki hati yang mengasihi dan mengampuni.

Sebagai salah satu bentuk pembaharuan dalam Gereja, Mgr Agus berharap PKK dapat menjalin kerjasama dengan semua bentuk pembaharuan dalam Gereja, bersatu sebagai satu tubuh dalam Kristus dan tanggap membaca tanda-tanda zaman.”

Mgr Pidyarto Gunawan mengatakan, sebelum konvenas, Pontianak juga menjadi tuan rumah Temu Pastor Moderator Nasional (Modernas VII), 25-27 September 2018. “Kami berharap, semoga kedua peristiwa berskala nasional itu sungguh-sungguh membuat api Roh Kudus semakin berkobar dalam hati pengikut PKK seluruh Indonesia. Kami juga berharap, semoga PKK Indonesia mewujudkan segala sesuatu yang diserukan oleh Paus Fransiskus pada kesempatan Golden Jubilee di Roma.”

Menurut Koordinator BPN PKK Indonesia Endie Rahardja, Konvenas Pontianak sangat istimewa karena dirayakan setelah ulang tahun emas PKK tahun 2017, saat Paus meminta agar PKK membagikan rahmat baptisan dalam Roh Kudus kepada Gereja. “Tema Konvenas ini merupakan jawaban atas permintaan Bapa Suci untuk membagikan rahmat baptisan dalam Roh Kudus kepada  Gereja. Untuk itu mari kita semakin giat mengadakan Seminar Hidup dalam Roh, agar semakin banyak orang Katolik mengalami pembaharuan dalam hidupnya dan menjadi saksi Kristus untuk mewartakan Injil dan ikut terlibat dalam pelbagai macam kegiatan di Gereja,” katanya.

Sementara itu, Moderator BPN PKK Indonesia, Pastor Antonius Gunardi Prayitna MSF, mengatakan konvenas itu menarik, “bukan pertama-tama karena kita dapat mengunjungi Gereja Katedral yang megah dan indah, serta melakukan kuliner yang memuaskan lidah, namun “karena kita diundang bersama untuk berbagi rahmat pembaharuan.”

Konvenas XIV sudah selesai, namun Marni Suprapto berharap peserta lebih intens mengalami dan membagikan pengalaman spiritual kepada setiap orang. “Harapan kami kepada seluruh peserta Konvenas XIV agar pertemuan ini dapat sungguh dimanfaatkan untuk memupuk iman kita dan semakin mengalami kasih Kristus.”

Dia juga berharap semoga ceramah, lokakarya dan pengalaman selama konvenas “mempersatukan serta memampukan kita oleh bimbingan dan kuasa Roh Kudus untuk membagikannya kepada keluarga kita, lingkungan kita, paroki kita dan kepada siapa saja yang Tuhan gerakkan kita untuk pergi.”(Samuel)

Misa Pembukaan Konvenas XIV PKK dipimpin Mgr Agustinus Agus, yang didampingi Uskup Banjarmasin Mgr Petrus Boddeng Timang dan Episcopal Advisor Badan Pelayanan Nasional (BPN) PKK Indonesia Mgr Henricus Pidyarto Gunawan OCarm bersama 69 imam. Komsos Pontianak/sam
Sebagian peserta Konvenas XIV Pontianak. Komsos Pontianak/sam
Mgr Agus bersama Koordinator BPN PKK Indonesia Endie Rahardja (kiri). Komsos Pontianak/sam
Sebagian peserta Konvenas XIV PKK. Komsos Pontianak/sam
Ketua Panitia Marni Suprapto. Komsos Pontianak/sam

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version