Home OMK Suster Cristina, pemenang “The Voice” Italia 2014, mengagumi keberagaman di Indonesia

Suster Cristina, pemenang “The Voice” Italia 2014, mengagumi keberagaman di Indonesia

0
DSCN0099[1]
Foto PEN@ Katolik/Konradus Mangu

“Orang muda Katolik dipanggil untuk terlibat dan tidak perlu merasa takut dengan adanya keberagaman di tengah masyarakat,” kata Suster Cristina OSU, pemenang “The Voice” Italia 2014, seraya memuji dan mengagumi keberagaman yang dimiliki masyarakat Indonesia sehingga terlihat damai dan rukun, serta memuji Panitia JOYFest (Jakarta Catholic Youth Festival) 2018 yang memilih tema relevan tentang keberagaman di Indonesia.

Suster Cristina Scuccia OSU dari Italia itu berbicara dalam konferensi pers bersama penyanyi asal Amerika Matt Maher dalam kegiatan JOYFest 2018 di gedung ICE BSD Tangerang, 11 September 2018.

Menyinggung tentang keberagaman di negaranya, suster itu menegaskan bahwa orang merasa ketakutan tentang keberagaman , “karena itu sulit untuk dipersatukan.”

Beberapa hari sebelumnya, cerita Suster Cristina, dia diundang makan malam bersama Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo dan para imam. Saat itu, tegasnya, dia merasa sangat takjub melihat Katedral Jakarta berdiri berhadapan langsung dengan Mesjid Besar Istiqlal Jakarta. “Saya melihat itu dan saya sangat takjub akan masyarakat yang damai dan rukun di negara ini,” kata Suster Cristina.

Menjawab pertanyaan pers tentang fenomena kurang aktifnya OMK di sejumlah negara, suster itu melihatnya sebagai gejala atau fenomena umum dan suster itu berharap kehadirannya di Indonesia bisa mengajak OMK Indonesia dengan semangatnya bersama-sama membangun Gereja dan memuliakan nama Tuhan.

“Keterlibatan saya dalam musik ingin mengajak OMK untuk ambil bagian dalam membangun negara ini sesuai potensi yang dimiliki,” kata Suster Cristina dalam bahasa Italia yang diterjemahkan oleh Agatha Lidya Nathania.

Suster Cristina mengatakan, dia pernah bertugas di Brasil selama dua tahun. “Di sana kegiatan Ekaristi hari Minggu seperti sebuah pesta meriah, tapi setelah kembali ke Italia pengalaman ber-Ekaristi penuh semangat itu tidak ditemukan. Misa di Italia kurang dihadiri orang muda,” tegasnya.

Setiap kali bangun pagi, “saya selalu berdoa untuk kaum muda sekiranya mereka tergerak untuk aktif dalam kegiatan Gereja,” kata suster itu seraya mengaku bahwa lewat musik dia mau mengajak kaum muda untuk tidak putus asa, “tapi bersama-sama membangun dunia ini, membangun Gereja.

Menurut Matt Maher, di Amerika dia bermain musik dengan bekerjasama dengan berbagai pihak, bukan hanya Katolik tapi di non-Katolik, misalnya gereja-gereja denominasi Kristen, “karena mereka memiliki kerinduan untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.”

Ketua Umum JOYFest 2018 Josep Satria menjelaskan, kegiatan itu sesungguhnya seperti yang dilakukan tahun lalu di Glodok Kemayoran dengan tema keluarga, “sedangkan tahun ini kegiatan ini difokuskan hanya untuk kaum muda.”

Dalam kegiatan itu ada juga stand dari 17 kelompok kategorial di KAJ, “yang mengajak kaum muda untuk terlibat dalam komunitas kategorial sesuai dengan minat atau kesukaannya,” jelasnya.

Kegiatan lain adalah seminar dengan berbagai narasumber, misalnya Menteri ESDM Ignasius Jonan. Seminar-seminar itu dilakukan secara parallel dengan melibatkan sekitar 22 narasumber dengan aneka topik mencakup relasi, karir dan iman.

Menurut panitia, di dalam Gereja Katolik sendiri ada keberagaman dalam komunitas dan paroki. “JOYFest berhasil mempersatukan banyak komunitas gugus muda dalam bekerja sama menyukseskan JOYFest dengan ‘menanggalkan’ baju komunitasnya.

Selain merancang acara dalam Misa, seminar-seminar, dan konser, lanjut mereka, Matt Maher dan Suster Cristina “secara tidak langsung membuka wawasan OMK Indonesia dalam hal memuji Tuhan.”

Vikep KAJ Pastor Andang Binawan SJ dalam homili Misa pembukaan mengajak OMK untuk selalu membuka diri dan mendengarkan sapaan Tuhan apakah memilih menjadi pelayan Tuhan atau melayani dalam bidang hidup berkeluarga.

Puncak kegiatan menampilkan Suster Cristina dan Matt Maher dan timnya. Sebanyak sembilan lagu dinyanyikan oleh Suster Cristina sambil menceritakan perjalanannya menjadi penyanyi hingga terkenal saat ini. Ia mengaku mengalami tantangan “tapi Tuhan Yesus adalah pelindungku.” (PEN@ Katolik/Konradus R Mangu)

Artikel Terkait:

Suster Cristina USU, pemenang Voice of Italy 2014, berada di Jakarta untuk JOYFest2018

OMK Jakarta akan menggelar JOYFest 2018 di ICE BSD Tangerang

Suster Cristina dan Matt Maher dalam Konferensi Pers. PEN@ Katolik/Kontradus Mangu
Suasana seminar. Foto Jansi Kuntag
Suasana Seminar. Foto Jansi Kuntag
Suasana panggung. Foto Jansi Kuntag

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version