Seorang imam misionaris Yesuit asal Spanyol yang bekerja untuk orang-orang pribumi di daerah Amazonia Peru telah terbunuh. Jenazah Pastor Carlos Riudavets Montes ditemukan hari Jumat pagi, 10 Agustus 2018, dengan tangannya diikat dan beberapa luka tikaman tergeletak di dapur sekolah ValentÃn Salegui yang dia jalankan di distrik Yamakai-entsa di provinsi hutan Amazon, Bagua.
Tubuh imam itu, menurut Robin Gomes dari Vatican News, ditemukan oleh juru masak sekolah, kata Gumercinda Diure, direktur pendidikan wilayah Amazonia kepada radio RPP. Diure mengatakan itu tidak tampak seperti pencurian karena tidak ada yang dicuri.
Provinsi Yesuit Peru telah mengkonfirmasi kematian Pastor Riudavets. “Kami mengungkapkan rasa cemas dan sedih atas kematian Pastor Carlos Riudavets, kata provinsi Yesuit Peru dalam sebuah pernyataan.
Pastor Victor Hugo Miranda, juru bicara provinsi Yesuit Peru mengatakan kepada Vatican News bahwa Yesuit Peru telah menyatakan keprihatinan dan kekhawatiran mereka atas apa yang telah terjadi dan sedang menunggu informasi dari pihak berwenang mengenai pembunuhan Pastor Riudavets.
Sambil menolak segala bentuk kekerasan, Pastor Miranda mengatakan, para Yesuit Peru bangga akan pekerjaan dalam misi Pastor Riudavets, 73. Sekolah dari imam itu memberikan pendidikan kepada anak-anak dari kelompok pribumi Yamakai-Entsa, melayani di bagian tengah utara Amazon Peru selama 38 tahun.
Berasal dari Sanlúcar de Guadiana (Huelva), di Spanyol, Pastor Riudavets datang ke Peru sebagai skolastik muda dalam tahap persiapan pra-imamat. Ia belajar teologi di Lima dan memiliki pengalaman dalam mengajar di Piura di utara. Setelah tahbisan imamatnya, ia dikirim tahun 1980 ke misi Yesuit di Vikariat San Francisco Javier del Alto Maranon, sebuah wilayah yang mencakup bagian dari Jaén (di wilayah Cajamarca) yang merupakan tanah dari orang-orang Awajun-Wampis.
Pastor Miranda mengatakan Pastor Riudavets bekerja selama hampir 40 tahun di antara penduduk asli sebagai guru dan kemudian kepala sekolah dan sangat dekat dengan rakyat.
Pastor Riudavets, kata Diure, telah diancam oleh seorang siswa yang dikeluarkan dari sekolah. Polisi mengatakan mereka sedang menyelidiki pembunuhan itu. Konferensi Waligereja Peru mendesak pihak berwenang untuk mengklarifikasi fakta dan menangkap mereka yang bertanggung jawab.
The Pan-Amazon Ecclesial Network (REPAM) mencatat bahwa Pastor Riudavest sangat dicintai oleh orang-orang di daerah itu, terutama oleh orang-orang Awajún-Wampis. Pastor Riudavest meninggalkan warisan komitmen, tanggung jawab dan cinta untuk masyarakat pribumi, kata REPAM.
Kemiskinan mempengaruhi sekitar 35% penduduk wilayah Amazonia tempat imam yang dibunuh itu tinggal dan berkarya. Wilayah ini juga dihantam oleh sejumlah besar kasus penularan HIV, perkosaan gadis, penambangan ilegal dan tumpahan minyak yang mencemari pasokan air ke masyarakat setempat.(pcp berdasarkan Vatican News)