Namanya Giorgio La Pira. Hamba Allah itu adalah seorang Dominikan Awam yang lahir di Pozzallo, Sisilia, Italia, 9 Januari 1904 dan meninggal di Florence, Italia, 5 November 1977. Politisi dan sarjana hukum yang kemudian menjadi Walikota Florence itu kini dalam proses untuk menjadi seorang beato.
Menurut laporan Iacopo Scaramuzzi dari La Stampa di Kota Vatikan, 5 Juli 2018, Paus Fransiskus telah memberi wewenang kepada Kongregasi Penggelaran Kudus untuk menyebarluaskan ketetapan mengenai kebajikan heroik dari “walikota suci” dari Florence itu.
Animator muda dari Catholic Action (Aksi Katolik) itu tiba di Florence tahun 1926 untuk meraih gelar sarjana hukum dan kemudian tinggal terus di ibukota Tuscan, sebagai profesor hukum Romawi sejak 1933. Anggota Majelis Konstituante dari partai Demokrat yang beragama Katolik itu kemudian menjadi anggota Parlemen, dan Menteri Tenaga Kerja (1948-49). Kemudian La Pira menjadi Walikota Florence selama dua masa jabatan 1951-1957 dan 1961-1966.
Dia dikenal jauh di luar batas-batas Florentine karena perjuangan sosialnya yang diilhami Injil dan karena upayanya meningkatkan peristiwa-peristiwa perdamaian, seperti peristiwa 1965 yang membawanya ke Vietnam Utara, atau impian Mediterania sebagai “danau besar Tiberias” atau komitmen yang mendukung negara-negara dalam proses dekolonisasi.
Yohanes Paulus II mengenang La Pira beberapa kali. Misalnya, ketika di tahun 2004, La Pira menunjukkan “pengalaman luar biasa sebagai seorang politikus dan seorang umat beriman, yang mampu menyatukan kontemplasi dan doa untuk kegiatan sosial dan pemerintahan, dengan lebih mengutamakan orang miskin dan orang yang menderita.”
Ketua Konferensi Waligereja Italia Kardinal Gualtiero Bassetti pernah menulis “dia tidak bisa dipahami tanpa mempertimbangkan panggilan mistiknya, yang berlimpah-limpah kedalaman dan belaskasihannya.”
Proses beatifikasi La Pira dimulai di tingkat keuskupan di Florence tahun 1986 dan ditutup tahun 2005. Sekarang, dengan tanda tangan Paus Fransiskus, “Hamba Allah” La Pira menjadi “Yang Dimuliakan” dan mulailah proses untuk beatifikasi.
Selain La Pira, dalam audiensi yang diberikan Paus Fransiskus 5 Juli 2018 kepada Prefek Kongregasi Penggelaran Kudus Kardinal Angelo Amato, Paus memerintahkan kepada departemen Vatikan itu untuk mengumumkan penetapan mengenai kebajikan heroik Pietro Di Vitale Italia (1916-1940), Alessia González-Barros y González (1971-1985), seorang gadis Spanyol yang meninggal pada usia 14 tahun, dan Carlo Acutis, seorang gadis muda yang lahir di Inggris dan meninggal karena leukemia pada usia 15 tahun di Monza (1991-2006).(pcp berdasarkan La Stampa)