Empat orang dari sebuah yayasan amal dari negeri Belanda nampak di antara masyarakat Dusun Sarsang, Kampung Yasa Mulya, di Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, membangun sumur bor guna mendapatkan air bersih bagi masyarakat setempat.
Para pekerja sosial dari Yayasan Vrienden van Bokki, Richard van Stel, Frank de Ron, Corne Grinwis, dan Jan van Gastel, berada di Merauke untuk membantu Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Agung Merauke (PSE KAME) membangun sumur bor bagi masyarakat Dusun Sarsang tanggal 16 Juli 2018 itu.
Ketua Komisi PSE KAME Bruder Yohannes Kedang MTB mengatakan kepada PEN@ Katolik bahwa sumur bor itu merupakan program Komisi PSE, “karena selama ini warga dusun itu sangat kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.”
Masyarakat di Sarsang jelasnya, kesulitan air bersih. “Maka, ketika tahun lalu saya ke Belanda dan berjumpa dengan Richard, kami ngobrol-ngobrol, lalu mereka punya niat untuk membantu,” kata bruder yang akrab disapa Bruder John itu, seraya menjelaskan bahwa keempat pekerja sosial itu memiliki koneksi dengan para bruder MTB di Belanda.
Dijelaskan, target pengerjaan sumur bor lengkap dengan menara air selesai dalam waktu satu minggu. “Ada dua titik sumur bor yang akan dibangun. Anggarannya sekitar 150 juta rupiah yang semuanya dibiayai oleh Yayasan Vrienden van Bokki,” kata bruder.
“Misi mereka ke sini adalah ingin menyaksikan langsung bagaimana sumur bor itu dibuat, lalu mereka ikut terjun bekerja bersama masyarakat. Jadi mereka tidak punya misi lain, mereka hanya pekerja sosial dan hati mereka hanya untuk bantu masyarakat miskin. Ini pertama kali mereka datang ke Indonesia dan ke Merauke,” lanjut Bruder John.
Selain itu, mereka akan mengunjungi beberapa kampung yang sudah mendapat program pemberdayaan masyarakat dari Komisi PSE KAME. Setelah pembangunan sumur bor selesai, Komisi PSE juga akan memberdayakan masyarakat Sarsang melalui program perkebunan organik, jelas bruder.
Richard van Stel mengaku telah melakukan aksi amal di beberapa negara di Afrika, Amerika dan Asia, bahkan pernah membangun perumahan murah bagi masyarakat miskin di Afrika. Tapi, “ini pertama kali kami datang di Indonesia … dan kami akan tinggal sampai Jumat depan, kita perlu waktu untuk kerja,” kata kata Richard dalam bahasa Inggris kepada PEN@ Katolik.
Ketua Dewan Stasi Santo Yoseph Sarsang Petrus Gonzalez berterima kasih kepada Komisi PSE KAME dan Yayasan Vrienden van Bokki atas program pembuatan sumur bor di dusun yang hanya biasa menampung air di saat hujan itu.
“Selama ini, kami menampung air atau mengambil air dari desa SP 2 dan desa Kuper. Kalau tidak punya kendaraan, masyarakat merasa kesulitan dan harus membeli air dari mobil tangki. Satu tangki harganya 150-200 ribu rupiah. Di sini ada 200 kepala keluarga,” kata Petrus. (Yakobus Maturbongs)
Selamat mendidik putra-putri Papua dan sukses selalu dlm menyebarkan Injil nya di tanah Misi.