Misa Requiem untuk Kardinal Jean-Louis Tauran, yang meninggal 5 Juli 2018 setelah pertempuran panjang melawan penyakit Parkinson, dirayakan di Basilika Santo Petrus, Vatikan, 12 Juli 2018. Kardinal Angelo Sodano yang bertugas sebagai Dekan Kolese Kardinal memimpin Misa itu.
Dalam homilinya, Kardinal Sodano mengenang Tauran sebagai lelaki “yang dengan gagah berani melayani Gereja Suci Kristus di tengah beban penyakitnya.” Pada saat kematiannya, Kardinal Tauran adalah Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antarumat Beragama, dan Camerlengo dari Gereja Suci Roma.
“Selama bertahun-tahun saya menyaksikan semangat kerasulan yang besar dari almarhum kardinal, dalam tahun-tahun yang panjang pelayanan bersama untuk Tahta Suci, dan saya akan menyimpan kenangan bersyukur itu selamanya.”
Kardinal Tauran, kata Kardinal Sodano, adalah contoh yang bagus dari “seorang imam, seorang uskup, seorang kardinal” yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk melayani Gereja. Secara khusus di saat-sat terakhir ini untuk “dialog dengan semua orang yang berkehendak baik,” lanjut Kardinal Sodano.
Kardinal Sodano menyimpulkan bahwa Kardinal Tauran menghidupi kata-kata Gaudium et Spes dari Vatikan II: “Karena Allah Bapa adalah asal dan tujuan semua manusia, kita semua dipanggil untuk menjadi saudara. Oleh karena itu, kalau kita telah dipanggil menuju takdir yang sama, manusiawi dan ilahi, kita bisa dan kita harus bekerja bersama tanpa kekerasan dan tipu muslihat guna membangun dunia dalam kedamaian sejati.”(pcp berdasarkan laporan Christopher Wells dari Vatican News)
Artikel Terkait:
Gereja berduka atas meninggalnya Kardinal Jean Louis Tauran
Hubungan Islam dan Katolik harus berubah dari persaingan menjadi kerja sama
Sapaan Vatikan untuk umat Islam yang menjalani bulan Ramadhan dan Idul Fitri
Katolik dan Islam jalin hubungan antaragama dan atasi konflik