Gereja Katolik di Korea mengusulkan pelaksanaan novena tanggal 17-25 Juni 2018 untuk berdoa bagi perdamaian dan rekonsiliasi serta persatuan di semenanjung Korea di saat serangkaian pertemuan puncak dan deklarasi menandai jalan hubungan diplomatik yang baru antara kedua Korea dan dengan Amerika Serikat.
Ketika para pemimpin Amerika Serikat dan Korea Utara mengadakan KTT bersejarah di Singapura tanggal 12 Juni 2018, Linda Bordoni dari Vatican News melaporkan bahwa Gereja Korea menyerukan novena doa dan pelaksanaan konferensi untuk rekonsiliasi dan persatuan antara kedua Korea, yang secara teknis masih berperang sejak Perjanjian Gencatan Senjata Korea yang ditandatangani tahun 1953.
Setelah berlangsungnya pertemuan puncak Singapura itu, Donald Trump dan Kim Jong-un menandatangani dokumen “komprehensif” yang menjanjikan hubungan baru antara negara-negara itu dan mempercayakan kepada Korea Utara mengupayakan “denuklirisasi tuntas di semenanjung Korea.”
Lebih dari sebulan yang lalu para pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan, Moon Jae-in dan Kim Jong-un menandatangani perjanjian di mana mereka sepakat melanjutkan pembicaraan tentang perjanjian damai serta denuklirisasi.
Dalam Deklarasi Panmunjom tertanggal 27 April 2018, kedua pemimpin itu berkomitmen untuk segera mengakhiri peninggalan Perang Dingin berupa perpecahan dan konfrontasi yang sudah berlangsung lama, untuk berani mendekati era baru rekonsiliasi nasional, perdamaian serta kemakmuran, dan untuk meningkatkan dan memupuk hubungan antar-Korea dengan cara yang lebih aktif.
Para Uskup Katolik Korea mengusulkan intensi doa yang berbeda setiap hari dalam novena itu, yakni untuk penyembuhan setelah pemisahan bangsa Korea; untuk keluarga-keluarga yang terpisah karena perang Korea; untuk saudara dan saudari yang tinggal di Utara; untuk pengungsi dari Utara yang saat ini tinggal di Selatan; untuk para politisi dari Utara dan Selatan; untuk evangelisasi Utara; untuk peningkatan pertukaran dan dialog antara Selatan dan Utara; untuk rekonsiliasi sejati antara kedua negara; untuk reunifikasi damai semenanjung itu.
Para Uskup juga mendorong berlangsungnya Konferensi tanggal 21 Juni di Seminari Tinggi Keuskupan Agung Daegu. Peristiwa, yang didedikasikan untuk masa depan baru di semenanjung Korea berkat pertukaran yang bermanfaat antara Selatan dan Utara itu, diharapkan akan dihadiri oleh para Uskup dari Uijeongbu dan Daegu serta sebuah panel ahli.(paul c pati berdasarkan Vatican News)