Perwakilan umat Buddha, Hindu, Jain, Sikh dan Kristen ikut serta dalam konferensi yang diselenggarakan oleh Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama dengan tema “Dharma dan Logos – Dialog dan Kerja Sama dalam Abad yang Kompleks,” yang diikuti sekitar 200 wakil agama-agama Dharmik, atau agama-agama yang berasal dari anak benua India, 15 Mei 2018.
Keesokan harinya, 16 Mei 2018, Paus Fransiskus secara singkat bertemu dengan delegasi umat Buddha, Hindu, Jain, dan Sikh yang berpartisipasi dalam konferensi satu hari di Vatikan itu beserta satu kelompok lain biarawan Budha dari Thailand.
Ketika bertemu dengan perwakilan agama-agama Dharmik menjelang audiensi umum mingguannya, Paus menyatakan puas dengan konferensi yang mereka hadiri, seraya mengatakan “dialog dan kerja sama sangat penting pada saat seperti sekarang ini” yang ditandai oleh ketegangan, konflik dan kekerasan.
Paus mengatakan, kita perlu bersyukur kepada Tuhan kalau “para pemimpin agama secara aktif menumbuhkan budaya perjumpaan dengan memberikan contoh dialog yang berbuah dan dengan bekerja bersama secara efektif dalam melayani kehidupan, martabat manusia dan kepedulian terhadap ciptaan.”
Dalam pertemuan terpisah, delegasi biksu Budha dari Thailand memberikan kepada Paus “Kitab Suci yang diterjemahkan ke dalam bahasa hari ini oleh para biksu dari Kuil Wat Pho.” Paus berterima kasih kepada mereka untuk buku itu dengan mengatakan itulah tanda nyata kemurahan hati dan persahabatan yang dialami bersama umat Buddha dan Katolik selama bertahun-tahun.
Dalam hal ini, Paus Fransiskus mengingat kembali pertemuan di Vatikan antara Beato Paus Paulus VI dan Yang Mulia Somdej Phra Wanaratana, yang potretnya dapat dilihat di kantor Dewan Kepausan itu.
Paus mendesak umat Buddha dan umat Katolik untuk terus lebih berdekatan, “semakin saling mengenal dan semakin menghargai tradisi spiritual masing-masing, serta memberikan kepada dunia kesaksian akan nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan pembelaan martabat manusia.”(paul c pati berdasarkan Vatican News)